Majalengka, Beritainspiratif.com – Kandidat Bupati Majalengka Maman Imanulhaq berharap Pilkada Majalengka 2018 berlangsung aman dan damai tanpa gesekan dan konflik antar simpatisan atau pendukung pasangan calon pemimpin yang ada.
Harapan itu dia sampaikan ketika bertatap muka dengan warga Blok Cipinang, Desa Cijuray, Kecamatan Panyingkiran, Kamis malam (7/6). Sebelum menemui warga, Maman Imanulhaq sholat tarwih dan memberi tausiah di masjid setempat.
Kang Maman, sapaan Maman Imanulhaq, menegaskan, sekeras dan seberat apapun persaingan dalam kontestasi Pilkada hendaknya hal itu tak memicu terjadi konflik.
Kepada warga Blok Cipinang, pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan, Jatiwangi, itu mewanti –wanti agar mereka segera memadamkan setiap kali muncul sekecil apapaun percikan yang bisa menyulut perseteruan.
“Pendukung nomor 1 tidak boleh ribut. Pendukung nomor 1 tidak boleh panas,” katanya.
Kehadiran Kang Maman di Blok Cipinang mendapat sambutan luar biasa warga setempat. Ratusan orang mengikuti orasi mantan anggota DPR RI itu dengan ‘khusuk.’ Mereka yang tak tertampung di kursi yang disediakan panitia duduk di teras dan halaman rumah warga.
Salah seorang pemuda setempat menuturkan, dirinya mengapresiasi ajakan Kang Maman agar pendukungnya tetap dingin ditengah persaingan yang keras.
“Ajakan itu menjadi penyejuk. Saya yakin para simpatisan, relawan dan pendukung Kang Maman patuh. Tidak akan terpancing oleh siapapun,” kata bujangan 26 tahun yang tak mau disebut mananya itu.
Menurut dia, ajakan Kang Maman itu menjadi sangat penting karena belakangan ini di sosial media beredar video bernada provokatif terkait Pilkada Majalengka.
Sebenarnya bukan kali ini saja Kang Maman mengajak pendukungnya menjaga kondusifitas keamanan selama proses Pilkada berlangsung. Dulu, ketika spanduk dan poster paslon nomor 1 dirusak, ia minta para pendukungnya tak terprovokasi, tak membalas dengan tindakan serupa.
Begitu pula ketika mengetahui ada pendukungnya yang mengadakan obrog –obrog untuk membangunkan warga makan sahur di bulan Ramadhan, Kang Maman minta mereka mengedepankan kerukunan. Ia tak ingin obrog –obrog justru memantik terjadinya pertentangan di masyarakat. (YoC)