Bandung, Beritainspiratif.com -Rasulullah Muhammad SAW adalah makhluk paling mulia di muka bumi ini. beliau adalah makhluk paling tinggi akhlak dan budi pekertinya. dalam hal apapun kita haruslah meniru dan mencontoh Nabi Muhammad SAW termasuk saat sedang bercanda dan bersend gurau. dalam keseharian kita sebagai makhluk sosial tentu aktifitas komunikasi selalu berlagsung. dan bercanda menjadi selingan saat berkomunikasi baik dengan teman/sahabat, istri ataupun keluarga kita.
Rasulullah SAW pun sebagai Rasul utusan ALLAH SWT juga manusia biasa yang memiliki sisi humoris dan juga gemar bercanda. namun bercandanya Rasulullah SAW tetap dengan menjunjung tinggi akhlakul karimah. hal ini patutlah kita contoh sebagai umatnya.
Nah, mungkin dengan kita mendengar dan mengetahui tentang riwayat bagaimana Nabi bercanda, kita akan dapat meniru Nabi dalam bercandanya yang selalu dalam kebenaran dan jauh daripada kebatilan.
Mengutip situs Fiqih Muslim, Suatu-waktu berkata Atho’ bahwasanya seseorang datang kepada sahabat Ibn Abbas dan dia bertanya, “Apakah Rosulullah bercanda gurau?” Maka dia menjawab, “Iya.” Ia bertanya lagi, “Bagaimana bentuk canda guraunya Nabi ?” Maka beliau menjawab, “Pernah suatu waktu Nabi memberikan sebuah pakaian kepada salah satu daripada istrinya dengan pakaian yang sangat lebar atau kebesaran. Maka beliau berkata: “Pakailah pakaian ini dan bersyukurlah kepada Allah SWT dengannya.” Lalu dipakainya pakaian tersebut dan tatkala dia mendapatkan baju itu kepanjangan, maka dia menjinjing tinggi layaknya seorang pengantin menjinjing sisa bajunya. Sehingga Nabi SAW tertawa ketika melihatnya.”
Berkata sahabat Anas bahwasanya Nabi adalah orang yang paling suka bercanda dengan keluarga dan istri-istrinya.
Berkata Hasan Al-Basri bahwasanya datang seorang wanita tua kepada Nabi , lalu dia meminta do’a kepada Nabi supaya masuk ke dalam surga. Maka Nabi SAW menjawab, “Sayangnya di surga tidak terdapat wanita sepertimu.” Maka kemudian perempuan tua itu menangis. Lalu Nabi bersabda, “Bukankah nanti tatkala engkau masuk ke dalam surga dalam keadaan muda, bukan dalam keadaan tua seperti ini.” Lalu beliau membacakan ayat:قال الله تعالى : إِنَّآ أَنشَأنَـٰهُنَّ إِنشَآءً۬ (٣٥) فَجَعَلنَـٰهُنَّ أَبكَارًا (٣٦Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. (Q.S. Al-Waqi’ah:35-36)
Tatkala wanita tua itu mendengar penjelasan Nabi tersebut, maka yang asalnya dia menangis kemudian dia tertawa karena hal itu.
Berkata sahabat Zaid bin Aslam bahwasanya seorang wanita telah datang kepada Nabi yang bernama Ummu Aiman. Lalu dia berkata, “Suamiku memerintahkanku untuk mengundangmu ke rumah.” Maka Nabi bertanya, “Suamimu yang mana? Apa yang di matanya terdapat putih-putihnya?” Maka si perempuan itu menjawab, “Demi Allah SWT… Tidak ada putih-putihnya wahai Nabi.” Maka kemudian Nabi menimpali, “Tidak… Pasti ada putih-putihnya di mata suamimu bukan?” Maka dia menjawab, “Tidak wahai Rosul.. Demi Allah SWT tidak ya Rosul…” Maka Nabi bersabda, “Tidak ada seorangpun manusia kecuali pasti di matanya ada putih-putihnya di antara hitamnya mata.” Maka perempuan tersebut tertawa terbahak-bahak.
Diriwayatkan bahwasanya datang seseorang kepada Nabi untuk meminta kepada Nabi guna memberinya seekor unta. Maka Nabi berkata, “Baik… Aku akan memberikan seekor anak unta untukmu.” Lalu pemuda itu berkata, “Wahai Nabi… Bagaimana mungkin seekor anak unta membawaku yang besar ini?” Maka kemudian Nabi menjawab, “Wahai anak muda… Bukankah setiap unta yang ada itu adalah anak unta?!” Maka pemuda itupun tertawa karenanya.
Sahabat Aisyah berkata : Pada waktu peperangan Badar aku keluar besama Nabi menuju Badar. Maka kemudian Nabi dengan untanya mengajakku untuk berlomba. Maka kemudian aku hentakkan unta itu dan aku mengalahkan Nabi . Sehingga suatu waktu ketika aku mendapatkan kesempatan lagi bersama Nabi menaiki unta dan aku pada waktu itu sudah gemuk badanku, maka pada saat itulah Nabi mengalahkanku. Lalu Nabi SAW berkata kepadaku, “Inilah balasan dari yang tempo dulu wahai Aisyah.” seraya tertawa.
Sayyidah Aisyah juga pernah bercerita: Tatkala aku bersama Nabi dan juga Saudah binti Zam’ah, istri Nabi yang lain. Dan aku membuat hariroh (makanan yang terbuat dari tepung susu) lalu aku berkata kepada Saudah, “Makanlah!” Maka dia menjawab, “Aku tidak suka.” Maka aku berkata kepadanya, “Demi Allah SWT… Kau makan atau aku akan mengotori wajahmu dengan makanan ini?” Maka dia menjawab, “Tidak… Bahkan aku tidak akan mencicipinya!” Maka kemudian aku ambil sedikit dari makanan itu lalu aku kotori mukanya, sedangkan Nabi berada diantara kita berdua. Maka Nabi kemudian merendahkan pahanya supaya sayyidah Saudah dapat membalas sayyidah Aisyah. Sehingga sayyidah Saudah dapat mengambil makanan tersebut lalu mengotori wajah sayyidah Aisyah sebagai balasan dari yang dilakukannya. Sedangkan Nabi tertawa melihat tindakan keduanya tersebut.
Diriwayatkan bahwasanya sahabat Dhohhak bin Sufyan Al-Kaliby, dia adalah seorang yang jelek rupanya. Tatkala dia berbai’at kepada Nabi , maka dia berkata kepada Nabi, “Wahai Rosul… Aku mempunyai dua perempuan yang lebih cantik daripada Khumairo (sayyidah Aisyah). Apakah mau engkau aku haturkan dan hadiahkan untukmu sehingga engkau mengawininya?” Sedangkan Aisyah mendengarkannya. Maka sayyidah Aisyah berkata dari belakang hijabnya, “Apakah hadiahmu itu lebih cantik darimu?” Maka sahabat Dhohhak seraya tertawa berkata, “Aku lebih cantik dan aku lebih mulia dari keduanya.” Ketika mendengarnya, Nabi tertawa sehingga tampak gigi depannya.
Itulah sebagian contoh canda gurau Nabi yang penuh dengan kebenaran dan jauh daripada kebatilan. Maka hendaknya tatkala kita ingin bercanda gurau maka silahkan akan tetapi jangan dibumbui dengan kebohongan, ejekan kepada orang lain atau menggunakan kata-kata yang membuat orang lain terluka karenanya.
(Kaka)
sumber : alhabibsegafbaharun.com
Ilustrasi: twitter