Bandung, Beritainspiratif.com -Bank Indonesia, bank Bjb, Bulog, dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat menggelar bazar murah pengendalian inflasi. Utamanya untuk komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras.
Kegiatan akan dilaksanakan selama dua hari di dua lokasi.
Kegiatan pertama dilaksanakan di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Jalan Arjuna No.45 Bandung, Senin 23 Juli 2018 mulai pukul 8.00. Sedangkan bazar murah telur dan daging ayam akan digelar di Kantor Kecamatan Ujung Berung, Selasa 24 Juli 2018.
Mengutip Pikiran Rakyat, Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Dudi Dermawan mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga stabilitas harga kedua komoditas tersebut. Terlebih lagi sejak beberapa waktu terakhir harga komoditas strategis itu mengalami lonjakan.
"Untuk telur ayam ras harganya Rp 23.800 per kilogram sedangkan daging ayam ras Rp 34.000 per ekor," katanya di lokasi kegiatan, Senin 23 Juli 2018.
Untuk kegiatan ini dialokasikan telur ayam ras sebanyak 500 kilogram dan 1.000 ekor ayam ras. Selain itu, Bulog juga menyediakan komoditas lain seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir.
Incar telur pecah
Sebelumnya, saking mahalnya harga telur dan daging ayam saat ini, warga mengincar telur-telur pecah.
Seorang pedagang telur ayam di Pasar Atas, Farid Supriyadi (39) mengungkapkan, seminggu belakangan banyak pemilik warung makan dan ibu rumah tangga yang membeli telur ayam pecah darinya.
"Ini memang karena harga telur ayam yang naik drastis, akhirnya pembeli pilih telur ayam pecah. Kebanyakan yang beli itu pemilik warung makan, dari subuh mereka sudah datang ke pasar," ujarnya.
Menurut Farid, kualitas telur ayam pecah sama seperti telur ayam utuh, hanya yang membedakan adalah keutuhan cangkang telur yang pecah. Pecahnya cangkang terjadi ketika dalam perjalan pengiriman atau ketika diturunkan dari mobil pengangkut.
"Kualitasnya tetap bagus, cuma ada yang cangkangnya pecah atau retak. Kalau yang pecah itu harganya lebih murah. Tapi sekarang lebih banyak yang beli telur pecah," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Ajo Ramadan. Semenjak harga jual telur ayam meroket, ia kebanjiran peminat telur ayam yang sudah pecah ketimbang telur dalam kondisi utuh.
"Kalau biasanya yang telur ayam pecah itu paling pedagang makanan atau jajanan, sekarang justru lebih banyak ibu rumah tangga. Soalnya mereka bisa lebih ngirit kalau beli telur ayam pecah," kata Ajo.
Pascakenaikan harga jual telur ayam, Ajo menyebut bahwa terjadi penurunan penjualan telur utuh. Saat ini Ajo hanya bisa menjual 900 butir telur ayam. "Biasanya saya bisa menjual 60 ikat atau sekitar 1800 butir telur ayam. Sekarang menjual 30 ikat saja sudah mati-matian, karena memang harganya sangat melonjak," kata dia.
(Kaka)