Oslo, Beritainspiratif.com - Penjelajah Norwegia, Roald Amundsen menjadi tersohor setelah mengalahkan pesaingnya, Robert Scoot dari Inggris yang sama-sama berlomba mencapai Kutub Selatan pada tahun 1911.
Setelah 100 tahun terperangkap di dalam lautan es, kapal tua milik penjelajah asal Norwegia, Roald Amundsen, akhirnya kembali ke negara asalnya, Norwegia, Senin (06/08), setelah menyelesaikan perjalanannya di Kutub Utara 100 tahun silam, seperti dilansir detiknews.com
Kapal yang bernama “Maud” itu diderek dari Atlantik Utara menggunakan kapal tongkang, dan pada akhir bulan Juni dan tiba di pelabuhan Bergen, Norwegia, Senin pagi (6/8/).
Kapal kayu Maud dianggap peninggalan sangat penting dalam sejarah penjelajahan ke kawasan Kutub, pertama kali ditemukan pada 2016 setelah 85 tahun berada di wilayah perairan Arktik Kanada, tempat dimana kapal itu tenggelam pada tahun 1930.
Perjalanan yang sangat panjang, tetapi semuanya berjalan lancar," kata Jan Wanggaard, pimpinan tim yang membawa kapal itu kembali ke Norwegia, kepada Kantor berita AFP.
Berkat pendanaan dari sejumlah pengusaha terkenal Norwegia, kapal itu nantinya akan dipamerkan di dekat ibu kota Oslo, yang merupakan tempat awal mula kapal itu diluncurkann pada 1917.
"Roald Amundsen merupakan figur sejarah penting Norwegia," kata Wanggaard.
Sebagai orang pertama yang mencapai Kutub Selatan, Amundsen menggunakan kapalnya itu untuk melayari Samudera Arktik, tetapi kapal itu terjebak di lautan es saat hendak menuju Kutub Utara.
"Kami ingin sekali menceritakan kisah perjalanannya kepada masyarakat Norwegia," tambah Wanggaard.
Pada tahun 1906, Amundsen menjadi orang Eropa pertama yang berhasil berlayar melalui jalur Northwest Passage (NWP) dalam jangka waktu singkat dari Eropa ke Asia. Ini merupakan jalur perjalanan yang dicari oleh para penjelajah selama berabad-abad.
Amundsen berlayar melalui jalur Northeast Passage (NP) menggunakan kapalnya sepanjang 1918-1920.
Walaupun perjalanan ini membawa temuan saintifik yang cukup banyak, tetapi usaha terakhirnya mencapai jarak yang cukup jauh dalam perjalanannya hingga ke Kutub Utara, tidak berjalan lancar, yang akhirnya membuatnya kembali pulang.
Kapal tersebut diberi nama sesuai dengan nama Ratu Norwegia, Maud. Kapal ini kemudian dijual ke perusahaan Teluk Hudson pada 1925 dan diperbaiki ulang oleh Baymaud setelah Amundsen mengalami kesulitan keuangan dan akhirnya bangkrut, sehingga dia menjualnya.
Kapal penjelajah itu akhirnya mengakhiri kiprahnya, dan sempat digunakan sebagai gudang terapung dan stasiun radio oleh pemiliknya di kawasan itu, sebelum akhirnya tenggelam di perairan di dekat pelabuhan di Teluk Cambridge, Nunavut, Kanada, pada 1930.
Dan pada tahun 1990, Asker Council di Norwegia membeli bangkai kapal itu.
Warga yang mendiami kawasan Teluk Cambridge berjuang untuk memindahkan kapal bersejarah itu, tetapi otoritas Kanada baru mengizinkan pemindahan kapal itu pada 2012.
Yanis