Banda Aceh, Beritainspiratif.com - TM Helmi Stansyah (7) harus terbaring di atas kasur kamar Arafah 6, Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. Tubuhnya seketika melemah sejak 13 hari lalu, serta kedua kakinya tidak bisa berjalan.
Keadaan itu dirasakan Helmi usai disuntik vaksin measles rubella (MR) atau campak dan rubela di sekolahnya, SD Negeri Pasie Rawa, Kabupaten Pidie.
Ia disuntik bersama puluhan siswa saat peluncuran vaksin MR yang digelar Dinas Kesehatan setempat, Rabu (1/8/2018) lalu.
Sebelum vaksin MR mendarat di tubuh Helmi, anak pertama pasangan Iskandar dan Dewi Rani ini mengalami demam selama dua hari. Kemudian setelah panasnya turun ia diizinkan untuk masuk sekolah kembali.
Dewi menceritakan, saat hari pertama Helmi masuk sekolah, sedang berlangsung peluncuran vaksin MR. Mengetahui hal itu, sang ibu tidak mengizinkan anaknya untuk disuntik vaksin. Sebab, kondisi Helmi belum sembuh total. Namun panitia imunisasi tetap menyuntik vaksin ke seluruh siswa.
“Sudah saya bilang jangan disuntik, tapi mereka bilang cuma pengarahan dan akhirnya mereka tetap suntik,” kata Dewi, ditemui kumparan di RSUDZA, Banda Aceh, Selasa (14/8/2018).
Setelah divaksin, keesokan harinya demam Helmi semakin parah ditambah anggota tubuhnya bagian kaki melemah, nyeri, dan tidak bisa digerakkan.
Dikutip Eramuslim, sebelum disuntik dia memang sakit demam selama dua hari. Habis itu saya bawa ke rumah sakit berobat. Setelah panasnya turun baru pergi sekolah lagi. Kemudian setelah disuntik imunisasi 1 Agustus lalu, malamnya tubuh Helmi naik panas lagi, dan paginya dia tidak bisa berjalan,” kata Dewi.
Setelah sempat di rawat di Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro Sigli, hingga dirujuk ke RSUDZA Banda Aceh kondisi Helmi sudah membaik. Kedua kakinya sudah bisa bergerak kembali kuat, tapi untuk berjalan sulit lantaran terasa nyeri.
“Sekarang sudah banyak perubahan d bandingkan di Rumah Sakit Sigli. Tidur saja kakinya kaku, tapi sekarang Alhamdulillah sudah bisa bergerak,” katanya.
Pantauan kumparan, saat di rumah sakit Helmi terlihat sudah ceria kembali meski kedua kakinya belum mampu berjalan. Ketika buang air kecil, sang ayah tampak menggendongnya.
Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Aceh, M. Thaib menjelaskan, menurutnya penyakit yang diderita Helmi bukan disebabkan oleh vaksin MR. Ia mencurigai Helmi memiliki penyakit sendiri.
Apalagi sebelum diimunisasi, ia sempat mengalami demam.
“Kami suntik setelah demamnya reda, kalau dia masih demam tentu kita akan tunda memberikan vaksin. Tapi saat itu kondisinya sudah membaik,” ujarnya, dalam konferensi pers, di kantor Dinas Kesehatan Aceh.
Dikatakan Thaib, Helmi hanya mengalami kelemahan otot. Selama perawatan pihaknya tetap memantau perkembangan pasien. Sejak 3 hari dirawat di RSUZA, secara medis kondisi Helmi sudah ada perbaikan.
“Sebenarnya bukan lumpuh, secara kebetulan infeksi pundak dan kakinya nyeri. Tapi sekarang sudah dilakukan fisioterapi. Insiden menimpa Helmi ini, kita sebut koinsiden atau penyakit yang timbul secara kebetulan,” ujar Thaib.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif mengatakan, penyakit yang dialami Helmi bukan disebabkan oleh vaksin MR. Dari hasil investigasi penyakit itu datang secara kebetulan bersamaan dengan dilakukan suntik vaksin.
“Itu secara kebetulan. Tidak berhubungan dengan imunisasi. Ini penyakit sendiri bukan efek dari vaksin MR,” pungkasnya.
(Kaka)