Cirebon, Beritainspiratif.com - Lebih dari 90 persen masalah kesehatan berasal dari makanan. Pangan bernutrisi, seimbang gizi termasuk keamanannya menjadi penentu untuk menjaga kesehatan tubuh.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kota Cirebon, Ripin Efendi, mewakili Kepala DPPKP Kota Cirebon dalam Rapat Koordinasi Keamanan Pangan Kota Cirebon Tahun 2018 di Graha Bahari DPPKP Kota Cirebon, Selasa (25/9/2018).
“Keamanan pangan adalah kondisi serta upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari cemaran biologis, kimia dan fisik yang merugikan,” ungkap Ripin.
Jika pangan tercemar, maka akan sangat membahayakan kesehatan masyarakat. Ini dikarenakan masalah kesehatan 90 persen terkait dengan faktor makanan. Baik dari jenis pangannya, nutrisinya, gizi termasuk keamanan pangan itu sendiri.
Sumber daya manusia yang berkualitas, lanjut Ripin, juga berasal dari hasil pangan yang juga berkualitas, bernutrisi dan bergizi serta aman untuk dikonsumsi. Karena itu, masyarakat juga harus dibekali dengan pengetahuan yang baik mengenai pangan. Sehingga mereka bisa memilih makanan yang sehat dan aman untuk tubuh.
“Kita bersyukur, karena tingkat keamanan pangan segar di Kota Cirebon dari tahun ke tahun angkanya terus meningkat,” ungkap Ripin.
Untuk keamanan pangan segar asal tumbuhan pada 2017 angkanya mencapai 93,67 persen. Angka ini terus meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu 2015 hanya 80,95 persen dan 2016 91,52 persen.
Sedangkan untuk hasil pemeriksaan keamanan pangan di Kota Cirebon pada 2015, jajanan anak di 9 Sekolah Dasar (SD) sebesar 38,78 persen tidak aman dan 61,22 persen dinyatakan aman.
Untuk menjamin keamanan pangan yang akan dikonsumsi warga, menurut Ripin harus dimulai dari rantai pasokan pangan atau jalur distribusi dan perdagangan. Karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya pangan yang dikonsumsi warga benar-benar aman.
Sementara itu Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan DPPKP Kota Cirebon, Elmi Masruroh, menjelaskan jika rapat tersebut bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang kegiatan pembinaan dan pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan, hewan dan ikan yang telah mereka laksanakan.
“Termasuk menyinkronkan kegiatan pembinaan dan pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan, hewan dan ikan dengan kegiatan sejenis di perangkat daerah terkait lainnya, sehingga kita akan saling bersinergi,” ungkap Elmi.