Bali, Beritainspiratif.com - Indonesia dan Singapura telah bersepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi dan finansial. Sejumlah kesepakatan telah ditandatangani kedua belah pihak. Selain di bidang ekonomi, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong juga melakukan pembahasan kerja sama lain di sejumlah bidang.
Di bidang pariwisata, kedua negara semakin meningkatkan konektivitasnya dengan pembukaan sejumlah jalur penerbangan dan destinasi kapal pesiar dari Singapura.
[caption id="attachment_22326" align="aligncenter" width="640"] Presiden Jokowi berbincang dengan PM Singapura, Lee Hsien Loong, Foto : Laily Rahev, Biro Pers, Setpres[/caption]
Peningkatan konektivitas ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan turis mancanegara, utamanya ke 10 Bali Baru.
"Saya dan PM Lee menyambut baik berbagai perkembangan kerja sama kedua negara seperti pembukaan jalur penerbangan antara Singapura-Toba, Singapura-Belitung, dan penambahan destinasi kapal pesiar dari Singapura ke Surabaya, ke Bali Utara, ke Jakarta, ke Kuala Tanjung, dan ke Bintan," ujar Presiden selepas pertemuan Indonesia-Singapura Leader's Retreat di Hotel The Laguna Resort & Spa Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Kamis (11/10/2018) dalam siaran pers yang diterima Beritainspiratif.com.
[caption id="attachment_22327" align="aligncenter" width="640"] Presiden Jokowi berbincang dengan PM Singapura, Lee Hsien Loong, Foto : Laily Rahev, Biro Pers, Setpres[/caption]
Selain itu, keduanya juga berbicara kepentingan dan kerja sama negara-negara di tingkat regional (ASEAN). Menurut Presiden, sebagai dua negara pendiri ASEAN, Indonesia dan Singapura memiliki tanggung jawab moral untuk terus memperkuat ASEAN.
"Kita harus memperkuat kontribusi ASEAN terhadap perdamaian, stabilitas, kesejahteraan kawasan dan dunia, termasuk dalam pengembangan konsep kerja sama Indo-Pasifik," ujarnya.
Sementara di akhir pernyataan, Presiden Joko Widodo tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang diberikan Singapura bagi keanggotaan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020. (Yones)