Bandung, Beritainspiratif.com – setiap kali saya berkunjung dan balik ke Cirebon saya tidak lupa akan kuliner langganan yang ada Cirebon. Meskipun saat ini banyak sekali kuliner khas yang menjamur, namun untuk urusan langganan, saya tidak lupa untuk selalu menyempatkan mampir ke makanan khas Cirebon.
Ada beberapa makanan khas Cirebon yang direkomendasi yakni :
1. Jika anda datang di pagi hari (pukul 6-7 pagi) maka makanlah nasi jamblang Mang Dul yang berlokasi di Gunung Sari.
2. Jika pagi berlalu sekitar jam 9-10 pagi, maka datanglah ke nasi jamblang Pelabuhan, konon katanya jam segitu menu nya lagi hangat-hangatnya dan baru matang.
3. Jika anda berada pada siang hari maka ada beberapa pilihan makanan khas Cirebon, anda bisa mampir ke Lengko Pagongan, Empat Gentong Kerucuk atau Empal Gentong di Plered.
4. Namun jika malam hari biasanya saya suka menikmati Docang di Rel Kereta Jalan Kesambi, disana rasanya seperti selera yang ada pada anda dan ramai pengunjung.
Dari pantauan Beritainspiratif.com pada Kamis, (8/11/2018) kali ini saya mampir ke langganan saya ketika bekerja selama 13 tahun di kantor kawasan jalan Yos Sudarso Cirebon.
Jamblang pelabuhan Hampir setiap weekend, warung nasi Jamblang ini penuh sesak dipadati pengunjung. Penikmat nasi Jamblang yang letaknya di samping pintu masuk sebelah selatan Pelabuhan Cirebon itu tidak hanya dari warga Cirebon, tetapi juga berasal dari luar kota.
Terbukti, kendaraan roda empat milik pengunjung yang terparkir berasal dari berbagai daerah, di antaranya Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Pemilik warung nasi jamblang pelabuhan, Sumarni mengatakan, warungnya buka pada pukul 06.00 WIB. Setiap weekend tiba, tak jarang warungnya harus tutup lebih cepat dari pada hari biasanya, karena nasi jamblangnya habis diserbu oleh para pengunjung.
“Kalau hari libur biasanya jam 11 makanan di sini sudah pada habis,” kata Sumarni.
“Walaupun warungnya begini adanya, tapi banyak juga pejabat yang datang ke sini,” kata Sumarni.
Warung jamblang yang konon katanya sudah ada sejak tahun 1970-an atau 40 tahun lebih ini, telah hadir pemusik jalanan disitu, yang selalu menyuguhkan lagu-lagu berirama dangdut tanpa hentinya, dan untuk simpatisan pembeli pengamen tersebut juga telah menyiapkan kotak bagi pengunjung yang ingin memberikan uang lelah pengamen secara sukarela. (Yanis)