Makassar, Beritainspiratif.com - Sebagai negara kepulauan, Indonesia telah menjadikan maritim sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia. Keterbukaan terhadap perubahan, semangat pantang menyerah, dan bekerja keras adalah corak kebudayaan maritim yang menjadi karakter manusia Indonesia.
Asdep Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kemenko Maritim, Tb. Haeru Rahayu dalam rakor Perluasan Sekolah Percontohan di 21 Provinsi hari ke-2 di Makassar mengatakan dalam rangka membangun kemaritiman diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan berjiwa bahari.
Kemenko Bidang Kemaritiman melalui Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim berkomitmen untuk terus memajukan budaya maritim melalui sektor ekonomi, pariwisata khususnya pada sektor pendidikan.
Kemenko Bidang Kemaritiman terus berupaya menanamkan nilai-nilai kemaritiman melalui pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK Non-Kemaritiman, serta mempromosikan budaya makan ikan.
TB Haeru menjelaskan bahwa adapun Kurikulum Kemaritiman dikembangkan berdasarkan sejarah, nilai budaya, dan potensi kemaritiman untuk membentuk cinta tanah air dan jiwa bela negara dalam rangka membangun kembali Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Pada model Implementasi Kurikulum Kemaritiman ditegaskan bahwa tidak akan menambah mata pelajaran baru, tetapi berupa kontekstualisasi atau warna mata pelajaran, pengayaan atau integrasi dalam mata pelajaran, ekstrakurikuler dan budaya sekolah serta muatan pelajaran tersendiri atau muatan lokal,” jelas Tb Haeru.
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Awaluddin Tjalla sebelumnya (Minggu, 11-11-2018) juga menjelaskan bahwa pada dasarnya Kurikulum Kemaritiman bertujuan untuk memberikan acuan bagi pembuat kebijakan di tingkat pusat dan daerah, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan dan melaksanakan Kurikulum Kemaritiman.
Awaluddin Tjalla menerangkan bahwa Kurikulum Kemaritiman dapat memberikan ruang kreatif kepada Guru. “Silabus yang telah disiapkan merupakan salah satu model untuk memberikan inspirasi atau dengan kata lain dapat menjadi contoh. Diharapkan nantinya Bapak/ Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai dengan konteks yang relevan,” ujar Tjalla.
Ruang lingkup kemaritiman meliputi Sumber daya maritim, Geopolitik, hukum, dan keamanan maritim, Geomaritim dan dinamika laut, Sejarah, budaya, dan inovasi maritim serta Transportasi Laut dan Industri Maritim, lanjut Tjalla.
Pada hari ke-2 Rapat Koordinasi Perluasan Sekolah Percontohan di 21 Provinsi juga dipaparkan beberapa Contoh Baik (Best Practices) Implementasi Kurikulum Kemaritiman di Sekolah Percontohan tahun 2018.
“Pembelajaran dari best practices implementasi kurikulum muatan kemaritiman tahun 2018 diwakili oleh dari masing-masing TK, SD, SMP hingga SMK terpilih. Yaitu dari TK Terpadu Padre Annibale School dari Maumere, SDN Tegal Sari 4 Kota Tegal, SMPN 5 Sabang Kota Sabang dan yang terakhir dari SMK Perikanan Kabupaten Pangkep,” tambah TB. Haeru.
“Laut adalah jembatan pemersatu. Laut adalah masa depan negara kita, Indonesia,” pungkasnya. (Yones)