Bandung, Beritainspiratif.com - Tim pengabdian kepada masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (LPPM UPI) yang beranggotakan Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., Drs. Yaya Sonjaya, M.Si., Dr. Hendrawan, M.Si., dan Dr. Omay Sumarna, M.Si., berhasil membuat air yang berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang tadinya berwarna coklat pekat, bahkan cenderung hitam jika musim kemarau, menjadi bening dan layak pakai.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Tim Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., saat ditemui usai melaksanakan acara Peresmian dan Penyerahan Program Penjernihan Air Citarum di Kampung TawangharumRT.08/RW.01 Desa Rancakasumba Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung, Kamis (29/11/2018).
Kegiatan ini dihadiri unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIDA) seperti Kepala Desa Desa Rancakasumba, Camat Kecamatan Solokan Jeruk, Komandan Sektor 5 Citarum Harum, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Khoir, Pimpinan UPI, serta masyarakat sekitar.
Lebih lanjut dijelaskan, secara teknis, Tim pengabdian kepada masyarakat LPPM UPI melakukan tiga kegiatan pokok, yaitu membuat prototipe atau instalasi proses pengolahan air sungai Citarum menjadi air layak pakai, mengolah air sungai Citarum menjadi air layak pakai dengan menggunakan koagulan tawas dan bioflokulan DYT dan praktek pengolahan air permukaan menjadi air layak pakai oleh masyarakat.
Dilansir dari laman resmi UPI Bandung, Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa di lokasi Desa Rancakasumba Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung terdapat permasalahan pengadaan air bersih yang layak pakai bagi masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan Desa Rancakasumba Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung termasuk ke dalam wilayah bantaran DAS Citarum yang sudah tercemar limbah industri dan limbah rumah tangga.
“Dengan demikian untuk merespon hal tersebut, LPPM UPI membentuk Tim Pengabdian untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di desa tersebut. Tim bertugas membantu masyarakat Desa Rancakasumba Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung dengan strategi aplikasi teknologi penjernihan air dengan memanfaatkan produk penelitian yang sudah dicapai oleh UPI. Program pengabdian ini sebagai penerapan teknologi kepada masyarakat hasil dari penelitian yang selama ini sudah dikembangkan oleh tim peneliti Drs. Yaya Sonjaya, M.Si.,” ungkap Ketua Tim yang juga Sekretaris LPPM.
Seperti yang kita saksikan sekarang, lanjutnya, program ini telah berhasil mengubah air Citarum yang semula dianggap tidak bermanfaat karena sudah tercemar, menjadi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Hasil dari program pengabdian kepada masyarakat ini air Citarum dapat menjadi air bersih yang layak dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk menjaga keberlangsungan pemanfaatan, telah dilakukan peresmian dan serah terima kepada masyarakat yang diwakili oleh Ketua RW.08, Sdr. Ee Suherman, Kepala Desa Rancakasumba Ajat Sudrajat, S.Sos, Camat Kecamatan Solokan Jeruk, Komandan Sektor 5 Sungai Citarum, dan KH. Khoerul Huda, BA pimpinan pondok pesantren Al Khoer.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., menegaskan tentang kerja nyata KKN Tematik, dikatakannya,UPI memang punya beberapa tema KKN Tematik dan mulai tahun 2018 ini, sesuai dengan arahan dari Kemenristekdikti untuk melaksanakan Inpres yang kaitannya dengan Citarum Harum, dan kita sekarang memiliki KKN Tematik Citarum Harum. Targetnya sebetulnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bagaimana memelihara lingkungan terutama sekitar bantaran sungai Citarum tersebut.
Kegiatan hari ini, lanjutnya, kaitan dengan serah terima tempat penjernihan air, itu dimaksudkan untuk membuktikan kepada masyarakat tentang potensi dari sungai Citarum tersebut. Kita berharap dengan adanya tempat penjernihan air ini masyarakat lebih menyadari dan lebih memiliki rasa terhadap sungai tersebut.
Diungkapkannya,tempat penjernihan air ini kita serahkan pada masyarakat, jadi mulai hari ini berarti otoritas pengelolaaan ada dimasyarakat. Kami bertugas mendampingi apabila ada hal-hal teknis yang memang ada kesukaran di masyarakat di dalam tindak lanjut dan pemeliharaan.
Kita akan coba mengkaji lebih lanjut, ujarnya, pertama, keseriusan masyarakat sekitar, karena tanpa keseriusan dari masyarakat sekitar, keinginan untuk memelihara lingkungan, kita juga agak kesulitan, yang jelas dari pihak kampus akan berusaha untuk membantu masyarakat yang memang serius menginginkan terhadap pemeliharaan di bantaran suangai Citarum tersebut.
Hal yang sama ditegaskan pula oleh LPPM UPI Prof. Dr. Ahman, M.Pd., dikatakannya, bahwa segenap Pimpinan LPPM UPI merasa bangga atas upaya dosen UPI untuk turut menyumbangkan pemikirannya dalam memecahkan masalah yang ada di seputar daerah aliran sungai Citarum.
“Seperti kita ketahui, diceritakan pada jaman dahulu bahwa sungai Citarum sangat bersih dan jernih, jadi tidak perlu dilakukan penjernihan pun airnya sudah jernih, namun sekarang akibat ulah manusia baik melalui sampah domestik atau limbah pabrik, ternyata sungai Citarum sudah tidak menarik perhatian kita lagi, oleh karena itu kehadiran tim pengabdian yang dipimpin Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., dengan tim-nya sudah sukses menemukan teknik penjernihan air,” ungkapnya.
Tentu dengan keterbatasan kami, lanjutnya, maka pemeliharaan kami serahkan kepada masyarakat. Ini belum sempurna, dan memang perlu disempurnakan lagi, inginnya membuat di setiap RW, namun ini baru percontohan saja.
(Yanis)