Tangerang, Beritainspiratif.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menyatakan, saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-3 di dunia untuk ekspor ikan hias air laut dan peringkat ke-5 dunia untuk ekspor ikan hias air tawar.
“Nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2017 sebesar USD 27,6 juta, naik USD 3 juta dari tahun 2016 sebesar USD 24,6 juta. Tentu dengan potensi ikan hias yang luar biasa, Indonesia seharusnya bisa menjadi peringkat No.1 di dunia,” ungkap Menko Luhut saat memberikan sambutannya pada acara penutupan pameran dan kontes ikan hias Nusantara Aquatic (NUSATIC) 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD-Tangerang, Minggu (2/12/2018).
Terkait ekspor ikan hias, Menko Luhut mendukung ekspor tapi juga mengingatkan kepada para pengusaha untuk selalu memperhatikan kelestarian SDA. “Kita kontrol itu. Jadi seperti coral yang dibudidayakan, itu kan jadi mata pencaharian buat UMKM ya kita izinkan tapi enggak boleh ambil dari alam. Di Nusa Dua-Bali, pada oktober kita telah lakukan program replanting atau penanaman ulang coral di sana pakai seperti sarang laba-laba. Dan kemarin saya dapat laporan, sudah tumbuh. Jadi kalau kita bikin ramai-ramai (bersama-sama) pasti bisa dan Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dunia, yang artinya peluang bikin itu besar.”
Lebih lanjut Menko Luhut mengatakan “Jadi pemerintah melayani, tapi pelaku bisnis jangan bohong. Jadi sama-sama untuk kepentingan nasional, aman, tidak rusak lingkungan tapi mata pencaharian juga jalan.”Saya akan lindungi dan arahkan betul,” ungkapnya.
Menurutnya, ketertarikan masyarakat untuk memelihara ikan hias saat ini secara umum semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan ekspor ikan hias yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Nilai ekspor ikan hias dunia pada tahun 2017 mencapai nilai USD 341 juta atau meningkat sebesar 10,57% dari tahun sebelumnya. Hal ini merupakan peluang pasar yang sangat besar bagi Indonesia karena Indonesia adalah “gudang” ikan hias dunia. Apalagi, kata Menko Luhut, Indonesia memiliki keragaman jenis ikan hias yang sangat tinggi.
Perairan tawar Indonesia dihuni oleh 1.248 jenis ikan, 243 jenis di antaranya merupakan spesies endemik dan 122 jenis udang hias, sedangkan di perairan laut Indonesia terdapat sekitar 3.476 jenis ikan.
Lebih lanjut, Menko Luhut mengatakan, saat ini terdapat sekitar 21 provinsi di Indonesia yang menjadi sentra produksi ikan hias. Sayangnya, hanya sekitar 96 % produksi ikan hias di Indonesia masih berada di Jawa, terutama di Jawa Timur. “Tantangan ke depan adalah mengembangkan budidaya ikan hias di luar Pulau Jawa,” lanjutnya.
Untuk itu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bersama-sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perdagangan, LIPI dan K/L terkait lainnya akan mendorong dan melakukan akselerasi agar pembangunan industri ikan hias nasional sehingga target yang dicanangkan dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Pembangunan Industri Ikan Hias 2017-2021 untuk menjadi produsen dan eksportir ikan hias terbesar di dunia pada tahun 2021 dapat tercapai.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, pemerintah terus mendorong usaha ikan hias di Indonesia. Dia mengharapkan para pembudidaya ikan hias semakin berkembang dengan fasilitas yang lebih baik.
“Dalam 5 tahun terakhir nilai ekspor ikan hias melonjak tajam. Ini menjadi potensi pasar. Market share kita 10 persen. Seandainya ini kita dorong terus, kita bisa menjadi pemain utama dunia,” ujar Rifky.
Perizinan Akan Dipermudah
Terkait masalah perizinan, Menko Luhut menambahkan, pihaknya akan mendukung dan mempermudah proses perizinan bagi para pengusaha ikan hias. Ia berjanji akan merangkul semua Kementerian atau Lembaga terkait untuk memberikan kemudahan dalam hal perizinan. Sebab, masalah perizinan menjadi kepentingan nasional ke depan.
"Saya pikir pemerintah akan bantu. Tadi ada kesulitan yang disampaikan, perizinan akan dibuka satu pintu agar mudah. Kalau ada masalah izin beritahu saya. Semua perizinan akan dipermudah," tutur Menko Luhut.
Menurutnya, hal ini bukan hanya bicara persoalan bisnis saja, namun lebih dari itu. Untuk itu, dengan kemudahan perizinan ini, maka diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekspor terutama pada ikan hias.
"Izin akan saya berikan satu pintu jadi tidak repot-repot. Kita negara kepulauan terbesar, pemerintah akan dukung jangan ragu-ragu," katanya.
Sebagai informasi, dalam acara pameran Nusatic 2018 ini peserta meningkat 25 persen dari acara sebelumnya pada tahun 2017 dari semua komunitas.
“Target tahun depan 10 ribu pengunjung. Kita ingin bertahap. Mudah-mudahan tahun akan datang jauh lebih baik. Diharapkan NUSATIC yang akan datang kita akan lebih baik lagi karena target kita pada NUSATIC ke-7 kita akan go international,” kata Ketua NUSATIC 2018 Sugiharto.
(Yones)