Bandung, Beritainspiratif.com - Organisasi ke udayaan, Daya Mahasiswa Sunda (Damas) bekerjasama dengan Korps Alumni Daya Mahasiswa Sunda (Kadamas) menggelar acara peringatan hari lahir pahlawan nasional dibidang pendidikan, Raden Dewi Sartika bertajuk "Mieling Raden Dewi Sartika, Refleksi Spirit Raden Dewi Sartika,"
Acara yang digelar sejak pukul 08.30 tersebut bertujuan mengingatkan tentang perjalanan Raden Dewi Sartika khususnya dalam bidang pendidikan.
Acara diisi dengan melantunkan lagu-lagu Sunda yang berisi pesan perjuangan diantaranya lagu Raden Dewi Sartika, Karatagan Paglawan, lagu Pemuda Indonesia, lagu Lemah Cai dan lagu lainnya. Selain itu ada pula penampilan rampak kendang dari kelompok seni Sunda Rumor.
Selain itu adapula pembacaan puisi yang berjudul Raden Dewi Sartika, Dewi Nu Kiwari Sartika Nu ayeuna karya Yasanah Eti R.S. Puisi tersebut berisi pesan tentang pentingnya para pemuda di Jawa Barat khususnya dalam perjauangan pendidikan.
Dalam kesemapatan tersebut hadir cucu Raden Dewi Sartika yakni Dini Dewi Kartika Krisna yang membedah autobiografi Raden Dewi Sartika.
Menurutnya, Raden Dewi Sartika dahulu disekolahkan di sekolah belanda dan bergaul dengan para ningrat, serta beliau punya sifat welas asih dan rendah diri ke sesama dan itu menjadi cikal bakal munculnya bakat Dewi Sartika menjadi seorang pendidik.
"Tahun 1904 Dewi Sartika mendirikan sekolah khusus perempuan di pendopo Kabupaten Bandung, gurunya ada 3 muridnya ada 20, kemudian tahun 1905 sekolah pindah ke Ciguriang dengan menggunakan biaya sendiri," ungkapnya.
Pendidikan khusus wanita indonesia tahun 1945 saat terjadinya revolusi, Inggris dan Belanda yang menyerang Bandung, ibu Dewi Sartika mengungsi sampai ke Cineam, Tasikmalaya juga Majalengka.
"Sangat besar jasa beliau dengan kondisi waktu itu menjadi sangat jelas bahwa Sewi Sartika sebagai perintis pendidikan," jelasnya.
Pihaknya juga berharap semangat Raden Dewi sartika bisa terus berlangsung selamanya.
"Harapan kami sebagai keluarga Dewi Sartika, sepak terjang ibu Dewi Sartika diabadikan sebagai ibu teladan nasional dan bisa diimplementasikan, diteruskan oleh pemuda di zaman milenial," pungkasnya.
(Tito)