Swiss, Beritainspiratif.com - Tiba di Swiss pada Selasa (22/1/2019), Menko Luhut diagendakan menghadiri serangkaian acara Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2019/ World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2019.
"Mereka, WEF, datang ke kantor meminta saya untuk bicara," ujar Menko Luhut yang hadir di Swiss dalam rangka memenuhi undangan panitia WEF.
Menko Luhut datang bersama 3 menteri lain dari Indonesia yang juga diundang yaitu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menkominfo Rudiantara, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
Misi khusus
Menko Luhut membawa misi khusus dalam kunjungannya kali ini. "Saya jelasin masalah ekonomi, sekarang gimana posisi Indonesia. Yang kedua masalah sampah laut ini sebagai serious matter sekarang, jelasin lagi apa yang kita kerjain seperti penanganan Citarum dan sampah di laut kita yang banyak. Nanti orang juga nanya politik Indonesia," tuturnya yang telah mempersiapkan diri menjelaskan tiga topik terkait ekonomi Indonesia, sampah laut, dan politik.
Menurut Menko Luhut, kini yang paling penting adalah mengenalkan Indonesia secara utuh. "Memang nggak boleh habis-habisnya karena Indonesia itu Menko Luhut yang berharap kehadirannya dapat membantu mengangkat reputasi Indonesia di mata dunia.
Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup positif, Menko Luhut menilai nampak sekali terjadi perubahan-perubahan sehingga Indonesia mulai banyak dikenal. "Apalagi setelah penyelenggaraan Asian Games yang hebat dan suksesnya Pertemuan Tahunan IMF-WBG kemarin di Bali, karena begitu banyak yang hadir 189 negara dan badan-badan dunia,
mereka mengapresiasi penyelenggaraannya hebat. Lalu penanganan bencana di Palu dan Lombok yang semua tertangani secara baik. Harus diterusin supaya jangan lupa orang itu," ungkap Menko Luhut yang ingin menjaga momentum kisah sukses Indonesia menjadi tuan rumah event internasional.
Efisiensi
Prinsip efisiensi tetap menjadi acuan Menko Luhut dalam melaksanakan tugas kenegaraannya ke luar negeri, termasuk kunjungannya ke Swiss saat ini.
"Sangat efisien. Karena kalau nggak kita musti pergi ke negara ini lalu ke negara itu lalu ke negara lain lagi," terang Menko Luhut yang puas dengan cukup hadir di Swiss tapi dapat bertemu dengan berbagai pihak yang berasal dari negara-negara lain. Dengan adanya perhelatan sebesar WEF, mereka semua berkumpul di satu kota yang sama.
Efisiensi tersebut terlihat dari padatnya agenda Menko Luhut di hari pertama kedatangannya. Di hari Selasa (22-1-2019), dia menghadiri High Level Dialogue on Zero Budget Natural Farming (Dialog Tingkat Tinggi Mengenai Pertanian Berbudget Minim), menjadi pembicara pada sesi Environmental Action Through Trade, pertemuan dengan Cedrik Neike, Anggota Dewan Direksi Siemens AG, mengunjungi Indonesia Pavilion, bertemu Morten Baek selaku Menteri Energi dan Iklim Denmark, pertemuan Multilateral dengan Presiden WEF Borge Brende dan menjadi pembicara dalam Dialog Tingkat Pejabat Tinggi mengenai persatuan dalam keberagaman.
"Permintaan itu banyak sekali karena Indonesia mulai populer," tutupnya menyatakan bahwa semua agenda di atas merupakan permintaan dari berbagai pihak.
Sekilas Tentang WEF
Pertemuan Davos yang rutin diselenggarakan oleh WEF adalah salah satu forum terpenting yang membahas masalah-masalah ekonomi.
WEF dilandaskan pada ide bahwa dunia memerlukan kerjasama yang lebih erat antara sektor swasta dan pemerintahan untuk menemukan cara terbaik dalam menjawab tantangan global.
Lebih dari 3.000 peserta dari kalangan pemerintahan, ekonom, pelaku bisnis, pelaku seni, budaya dan media berkumpul di kota pegunungan, Davos, di Swiss.
Bill Gates, George Soros, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, CEO Goldman Sachs yang baru David Solomon, dan Ray Dalio Founder Bridgewater adalah contoh nama-nama besar yang dikabarkan hadir tahun 2019 ini.
(Yones)