Jakarta, Beritainspiratif.com - Rabu (9/1/2019), FKUI mengangkat dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Mekanisme Kerja Sambiloto dalam Mekanisme Glukosa pada Subjek Normal dan Prediabetes: Kajian terhadap GLP-1, Insulin Puasa, Insulin 2 Jam Pascabeban dan HOMA-IR,” di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI, Rabu, (9/1/2019).
Saat ini penyandang diabetes melitus tipe 2 (DMT2) sudah mencapai 415 juta dari seluruh penduduk dunia. Pengobatan yang tersedia masih memiliki banyak kelemahan sehingga dibutuhkan pengembangan obat-obat baru. Salah satu strategi pengobatan adalah dengan memperbaiki efek inkretin.
Hormon inkretin dapat merangsang sel beta pankreas untuk menyekresi insulin sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Strategi untuk meningkatkan efek inkretin dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya dengan pemberian GLP-1 eksogen, pemberian inhibitor enzim DPP-4, dan pemberian GLP-1 receptor ligand.
Beberapa fitofarmaka (tumbuhan yang diteliti untuk keperluan pengobatan sehingga didapatkan manfaat baru) diketahui berperan sebagai GLP-1 receptor ligand, meskipun penelitian mengenai peran tersebut masih sedikit.
Banyak fitofarmaka yang diketahui memiliki efek menurunkan gula darah. Salah satunya adalah sambiloto. Ekstrak sambiloto sudah lama diketahui memiliki khasiat dalam pengobatan DMT2 dan digunakan secara tradisional di masyarakat. Namun, hingga saat ini belum ada studi sambiloto pada manusia yang menggunakan metode Randomized Control Trial (RCT) dan Cross Over.
Dilansir dari laman resmi UI Jakarta, Penelitian sambiloto pada manusia yang sudah ada hanya melihat efek glukosa darah tanpa melihat mekanismenya secara rinci. Selama ini strategi untuk meningkatkan hormon GLP-1 adalah dengan memberikan GLP-1 agonist dalam bentuk suntikan protein bermolekul besar.
Oleh karena itu, diperlukan penemuan senyawa yang dapat berperan sebagai GLP-1 receptor glind dengan molekul kecil, dapat dikonsumsi secara oral, dan memiliki efek samping yang minimal sebagai salah satu obat antidiabetes yang ideal.
Peneliti sekaligus staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja ekstrak sambiloto dalam kaitannya memperbaiki efek inkretin.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ekstrak sambiloto meningkatkan kadar GLP-1 tanpa menghambat enzim DPP-4 pada subjek prediabetes. Berdasarkan analisis, lajur ekstrak sambiloto dapat memperbaiki resistensi insulin pada subjek prediabetes.Pemaparan disertasi ini mengantarkan dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI.
(Yanis)