Bandung, Beritainspiratif.com - 220 mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum Pentahelix dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dengan diwakili 3 kelompok dari 3 kecamatan menyampaikan laporan hasil temuannya selama KKN.
Laporan disampaikan di Aula Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung oleh Mahasiswa UPI di Sektor 7 Kecamatan Baleendah, Margahayu, Katapang Kabupaten Bandung, Rabu (30/1/2019).
Menurut Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan KKN LPPM UPI Dra. Katiah, M.Pd., Untuk periode Januari, kita menerjunkan sejumlah 660 mahasiswa ditambah dengan mahasiswa KKN sepanjang waktu sebanyak 220 mahasiswa, jadi jumlah total mahasiswa UPI yang berada di DAS Citarum untuk periode Desember 2018 hingga Januari 2019 berjumlah 880 mahasiswa, yang diungkap dari laman resmi upi.
Baca Juga:Walikota-bandung: kang-pisman-dukung-program-citarum-harum
Jumlah terbanyak ada di Sektor 7, disana ada 28 kelompok mahasiswa yang dibimbing oleh 12 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Dari sejumlah mahasiswa tersebut, kita bermitra dengan Universitas Budi Luhur (UBL), Jakarta.
Dari laporan mahasiswa KKN, “saya sepakat dengan waktu yang sangat singkat, kita harus memiliki fokus program yang memang dari setiap desa dan sub sektor harus terlihat hasilnya”, tuturnya.
Selanjutnya dalam laporan mahasiswa KKN menemukan beberapa permasalahan, salah satunya koordinasi dan kita inginkan kolaborasi. Kolaborasi dari berbagai komponen, dan jika berbicara Citarum Harum, mahasiswa tidak bisa bergerak sendiri, tanpa TNI kita tidak bisa berbuat apa-apa di Citarum.
“Menyimak paparan laporan dari setiap kecamatan, mahasiswa sudah terlihat banyak berkreasi, sudah mampu bermitra dengan Komandan Sektor 7 untuk menggarap sesuatu yang memang bermuara pada sampah dan perilaku masyarakat. Saya ingin mengajak dan membuktikan kepada mahasiswa untuk hidup sehat dan bersih dimulai dari diri sendiri. Mahasiswa sudah melakukan sesuatu walaupun dalam batas-batas tertentu sesuai dengan kemampuan mahasiswa,” ungkapnya.
Melalui KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix, UPI sudah mampu membelajarkan mahasiswa, bagaimana mereka memberdayakan masyarakat, bagaimana mahasiswa membelajarkan dirinya, dan bagaimana mahasiswa membelajarkan sesama teman, khususnya dalam menyelesaikan masalah Citarum.
Hal yang serupa disampaikan Komandan Sektor 7 Kol. Kav. Purwadi, diungkapkannya, ”Sektor 7 Citarum Harum mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan bantuan dari 220 mahasiswa KKN Tematik Citarum Harum Petahelix. Kami berterimakasih karena sangat terbantu, khususnya pada proses mengolah pola pikir dan mindset masyarakat. Ini betul-betul sangat terbantu oleh adik-adik mahasiswa yang mempunyai kreasi dan ide dari berbagai macam disiplin ilmu yang mereka miliki, paling tidak sekarang sudah tertanam ada kepedulian untuk kebersihan lingkungan, bagaimana memiliki pola hidup sehat, serta bagaimana mengolah dan menempatkan sampah.” Ujarnya.
Sementara itu, DPL KKN UPI yang juga Kepala Kantor Humas UPI Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M. Si., menegaskan bahwa kegiatan ini dirasakan sangat penting untuk kita ikuti dan kita bagikan informasinya, karena ini merupakan laporan hasil program KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix yang sudah dilakukan mahasiswa UPI di sektor 7 yang terdiri dari 3 kecamatan yaitu Baleendah, Margahayu, dan Katapang Kabupaten Bandung.
“Sebagai DPL, banyak hal yang harus disampaikan kepada pimpinan UPI sebagai penyelenggara KKN, dan konsekuensi nya harus kita penuhi. UPI yang sudah dipercaya untuk mengimplementasikan NAWACITA Pemerintah RI melalui Kemenristekdikti untuk Citarum Harum ini yaitu KKN sepanjang tahun, dan di gelombang ke-2 ini UPI sudah harus menemukan strategi efektif untuk menyelesaikan permasalahan di Citarum, jangan karena programnya berjalan sepanjang tahun baru ditemukan di akhir program,” ujarnya.
Model yang paling pas, pertama adalah pengolahan limbah yang terjadi di DAS Citarum, ujarnya. Kedua, sebagai DPL, saya juga melakukan penelitian, yang intinya memastikan bahwa program Citarum Harum benar-benar terlaksana, yang prioritasnya adalah dibantuan mahasiswa KKN itu sendiri.
Dijelaskannya,”Melalui upaya pemberian incinerator kepada seluruh sektor di sepanjang DAS Citarum, perlu juga diperhatikan karakteristik wilayahnya karena tentunya tidak akan sama, kendalanya berbeda. Dalam laporannya, mahasiswa menyampaikan bahwa dalam proses pemberian incinerator diupayakan disertai operator, SDM-nya bisa berasal dari masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Rancamanyar Dani Hamdani menegaskan bahwa kehadiran mahasiswa UPI sudah memberikan dampak meskipun keberadaannya hanya beberapa hari. Mahasiswa KKN memberikan sejumlah pemikiran-pemikiran terhadap pola hidup bermasyarakat, apalagi pengetahuan tentang Citarum Harum.
Masyarakat lebih perhatian tehadap sampah, masyarakat sadar jika tidak peduli dengan lingkungan maka lingkungan pun tidak akan peduli dengan masyarakat. Jika dulu masyarakat membuang sampah ke sungai tidak memiliki dampak yang besar karena jumlah penduduknya sedikit, tapi sekarang dengan jumlah penduduk yang mencapai 52.000 jiwa, dan jika pola pikirnya seperti dulu, akan menyebabkan bencana, tentu alam akan benci kepada kita.
“Dengan adanya kegiatan ini, pemerintah desa mengucapkan banyak terima kasih, setidaknya pengetahuan masyarakat terhadap berbagai hal meningkat, dan kompetensinya juga ikut meningkat. Kehadiran mahasiswa UPI dari berbagai disiplin ilmu sudah memberikan warna tersendiri. Diharapkan, mahasiswa akan selalu datang kembali ke wilayah kami untuk melakukan pendampingan terutama memberikan pendidikan terkait apapun,” pungkasnya.
(Yanis)