Jakarta, Beritainspiratif.com – Mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) periode 1978-1982, Jenderal Pol (Purn) Awaloedin Djamin, tutup usia pada Kamis (31/1/2019), setelah dirawat di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.
Jenazah dishalatkan di Masjid Darul Ilmu Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, ba’da Shalat Jumat. Selanjutnya dilepaskan dengan pemakaman di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan.
Hadir dalam upacara pelepasan jenazah hari ini antara lain Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian, Ketua Persatuan Purnawirawan (PP) Polri Jendral Polisi (Purn) Bambang Hendarso Danuri, dan semua mantan kapolri beserta keluarga mereka. Hadir juga Menkumham Yasonna Laoly, Menpan RB Syafruddin, Wakil Ketua DPR Fadly Zon, dan tokoh agama Quraish Sihab.
Prof DR Awaloedin Djamin bhayangkara multitalenta. Bahkan di usia menjelang 90 tahun, membuat banyak pihak masih sangat terkagum-kagum dengan daya ingat Awaloedin mengenai UU Kepolisian, kasus atensi yang saat ini sedang dihadapi Kepolisian Indonesia dan soal menarik lainnya.
Dilansir dari tulisan jurnalis Ratna Hapsari, selain sebagai polisi yang piawai, ia juga adalah politisi yang handal dan akademisi yang jenius yang rendah hati. Ia lahir dari keluarga bangsawan di Padang, Sumatera Barat, tepatnya 26 September 1927 lalu.
Fokus pemikiran dan kerjanya saat menjabat sebagai Kapolri adalah pembenahan menyeluruh (Overall reform) untuk meningkatkan citra dan wibawa Polri di mata masyarakat.
Ia melakukanya dengan kebijakan terpadu yang dikenal dengan “Program Pembenahan dan Peningkatan Citra Diri”. Pada masa Awaloedin Djamin menjabat sebagai Kapolri itu, ia telah meletakkan dasar bagi organisasi Kepolisian modern.
Tiga kebijaksanaannya semasa Kapolri yang patut dicatat dalam sejarah adalah pembenahan organisasi, pendidikan kepolisian dan kerja sama luar negeri.
Tiga hal yang SAMPAI SAAT INI manfaatnya dirasakan Kepolisian Republik Indonesia. Pada masa jabatannya ini, ia dan para polisi lainnya terlibat aktif dalam menyumbangkan banyak hal untuk lahirnya KUHAP, UU No. 8, Tahun 1981.
Awaloedin Djamin tak hanya menuangkan idealisme dan kerja kerasnya sebagai Kapolri di 1978-1982. Ia juga, polisi pertama yang bisa meraih gelar doktor (PhD) dan kemudian diangkat menjadi profesor dalam ilmu administrasi negara di tahun 1963.
Luar biasanya lagi, Awaloedin Djamin pernah menjadi Anggota DPRGR/MPRS dari Front Nasional mewakili Polri. Kemudian menjadi Menteri Tenaga Kerja periode 1966-1968, Deputi Kapolri 1968-1971, ketua LAN 1971-1976, Duta Besar Jerman Barat 1976-1978.
Menjadi Kapolri ke-8 di era Soeharto menjadi kesempatan emas beliau memberikan konsep Sistem Pembenahan Polri di Tahun 1980 an. Kemudian meningkatkan kualitas pendidikan Tamtama dan kekurangan Polwan pada masa itu membuat Awaloedin Djamin membuka peluang besar untuk para wanita Indonesia mengikuti pendidikan polwan dan mengabdikan diri pada Bangsa.
Berbagai penghargaan dari luar negeri antara lain ” The Philippine Legion of Honor” dari Pemerintah Filipina & tanda jasa Grosskeruz des Bunderver-dienstordens dari Pemerintah Republik Federasi Jerman.
Bahkan di Tahun 1950 beliau juga menjadi aktor Film besutan Usmar Ismail yaitu “Darah dan Doa”.
Pengabdian beliau di bidang akademik antara lain masih aktif mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian mata kuliah Administrasi Kepolisian.
Awaloedin Djamin juga yang memprakarsai kehadiran satuan pengaman (Satpam) di Indonesia. Kala itu, ia menyatakan bahwa tugas kepolisian hanya berkisar 50 persen untuk menciptakan keamanan di masyarakat.
Karena itu, ia mengungkap ide bahwa harus ada upaya pengamanan swakarsa, seperti sistem keamanan lingkungan (siskamling), yang membantu tugas kepolisian.
Cita-cita negara untuk memberikan kesejahteraan kepada seluruh warga negara, kata Awaloedin, tidak akan terwujud jika tidak ada kerja produktif dari seluruh elemen bangsa. Kinerja yang produktif itu pun, kata Awaloedin, sangat dipengaruhi kondisi keamanan.
Yang membuat terharu banyak pihak adalah, beliau tak pernah lelah memperjuangkan Bapak Soekanto, Kapolri pertama untuk menjadi Pahlawan Nasional, mulai dari memprakarsai penulisan buku biografi pemimpin Polisi RI yang pertama R.S. Soekanto hingga memperjuangkan pengukuhan beliau sebagai Bapak Polisi Indonesia.
Sampai saat ini perjuangan agar Bapak Soekanto menjadi Pahlawan terus dilakukan Bapak Awaloedin Djamin meski dalam kondisi beliau yang sudah sepuh, semangat itu tetap ada. Bahkan berbagai pemikiran dan ide positif untuk Kepolisian RI beliau bagikan kepada siapapun yang menjenguknya.
Profil :
Nama : Jenderal Pol. (Purn) Prof. Dr. Awaloedin Djamin, MPA.
Tempat/Tgl Lahir : Padang, 26 September 1927
Agama : Islam
Pendidikan :
–SMA, Bukittinggi (1948)
–Doktorandus, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta (1955)
–Master of Public Administration, Universitas Pittsburg, AS
–Doktor, Universitas Southern California, AS (1963)
Karir :
–Komisaris Polisi Tingkat I, Jawatan Kepolisian Negara, Jakarta (1964)
–Kepala Seksi Umum Sekretariat Jawatan Kepolisian Negara (1958)
–Lektor Luar Biasa dan Guru Besar PTIK dan Seskopol (1964)
–Direktur Kekaryaan Departemen Angkatan Kepolisian (Depak), Jakarta (1964)
–Anggota DPR-GR (1964-1966)
–Anggota Musyawarah Pembantu Perencana Pembangunan Nasional (1965)
–Menteri Tenaga Kerja (1966-1968)
–Anggota MPRS (1966-1971)
–Deputi Kapolri Urusan Khusus (1968-1971)
–Penasehat Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara (1968)]
–Dosen Sekolah Staf dan Pimpinan Pekerjaan Umum (1968)
–Ketua Dewan Penasehat Ahli Menteri Tenaga Kerja (1968)
–Direktur Lembaga Administrasi Negara (1971-1976)
–Anggota MPR (1972-1997)
–Duta Besar RI untuk Jerman Barat (1976-1978)
–Kepala Kepolisian RI (1978-1982)
–Rektor Universitas Pancasila (1983-1995)
–Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1983-1988)
–Guru Besar FISIP UI dan Pasca Sarjana Ilmu Kepolisian (1986)
–Ketua Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) (1998-2003)
Organisasi:
–Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Polri
–Pendiri/Ketua Harian Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI)
–Anggota Board, Asian Center for Development Administration (ACDA), Kuala Lumpur
–Anggota Executive Board, Eastern Regional Organization for Public Administation (EROPA)
–President Asean Social Security Association (ASSA).
Awaloedin Djamin menerima tanda jasa, diantaranya Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara dan Bintang Mahaputra Adipradana. Juga Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II), SL Karya Bhakti, SL Yana Utama, SL Panca Warsa, SL Peringkat Perjuangan Kemerdekaan RI, SL Penegak Veteran Pejuang Kemerdekaan RI. Dari luar negeri, dia menerima Das Gross Rreuz (Pemerintah Jerman Barat) dan The Phillipine Legion of Honor (Pemerintah Filipina)
Sumber : Berbagai Sumber
(Yanis)