Bandung, Beritainspiratif.com -
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengingatkan besarnya dampak yang dapat ditimbulkan, akibat kerusakan dan pencemaran sungai Citarum baik bagi masyarakat, pertanian maupun ketersediaan energi/ listrik.
Doni mengatakan, bila sungai Citarum tidak segera direstorasi dan direvitalisasi, kualitas air sungai ini akan semakin buruk. "Padahal, ada 27 juta jiwa penduduk Jawa Barat dan sekitar 8 juta penduduk Jakarta, yang hidupnya bergantung pada sungai Citarum," ujar Doni disela Seminar Nasional Model Sinergitas Pentahelix Merawat Alam dan Mitigasi Bencana di Bandung, Jum'at (22/2/2019).
Lebih lanjut dikatakan mantan Pangdam III Siliwangi ini, kebutuhan air bersih sebagian besar penduduk Jawa Barat berasal dari Citarum.
Namun, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kesdam III Siliwangi pada ahir tahun 2017, dalam air sungaj tersebut ditemukan banyak kandungan bakteri seperti ecoli. Dalam air sungai yang mendapat predikat terkotor di dunia ini, juga terdapat kandungan belasan logam berat.
"Bisa dibayangkan kalau tidak ada upaya kerja keras dari semua komponen dan membiarkan Citarum semakin tercemar, berarti kita sama dengan meracuni diri dan keluarga kita serta anak bangsa," paparnya.
Air sungai Citarum, kata Doni juga mengairi sekutar 420 ribu hektar lahan pertanian, mulai dari Karawang sampai Indramayu. Dari air sungai ini juga dihasilkan dua ribu MW listrik, mulai dari waduk Saguling, Cirata sampai Jatiluhur.
"Jadi begitu luar biasanya keberadaan sungai Citarum bagi kelangsungan hidup masyarakat, baik di bagian tengah maupun hilirnya," ucap Doni.
Ia menambahkan, untuk memperbaiki kerusakan sungai Citarum diperlukan kolaborasi semua komponen, peran ulama, tokoh masyarakat dan para pakar.
"Upaya untuk merevitalisasi DAS Citarum, tidak bisa dilkakukan hanya oleh pemerintah tapi perlu kolaborasi dengan banyak pihak," pungkas Doni.
(Ida)