Bandung, Beritainspiratif.com - Menjadi efektif tidak hanya membutuhkan kemampuan akademik. Pengalaman berorganisasi justru menjadi kunci lancar tidaknya seseorang dalam mengelola suatu perusahaan atau unit kerja.
“Kalau mau lancar komunikasi, saya sarankan ikuti aktivitas organisasi baik dalam kampus maupun luar kampus,” ujar Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) Wahyu saat memberikan kuliah umum “Seri Kuliah Umum Dirut BUMN” yang digelar di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (5/3/2019).
Di hadapan sivitas akademika, Wahyu bercerita tentang pengalamannya berorganisasi semasa kuliah. Alumnus Sarjana dari Fakultas Peternakan Unpad ini aktif ikut organisasi. Tidak hanya dalam kampus, Wahyu juga aktif berorganisasi di luar kampus.
Meski mengaku nilai akademiknya kurang baik, Wahyu tidak merasa menyesal menghabiskan waktu mudanya dengan aktif di organisasi. Bagi dia, pengalaman di organisasi banyak memberikan ilmu yang tidak didapat dari bangku kuliah.
“Peran terbesar saya adalah ketika masuk organisasi dan bikin jaringan. Setiap pulang kampus pasti melakukan diskusi. Itulah yang mendidik sehingga saya bisa berkarir di BUMN,” kata Wahyu.
Untuk itu, Wahyu mendorong mahasiswa untuk aktif berorganisasi dan aktivitas kemahasiswaan lainnya. “Kalau ingin sukses, manfaatkan masa mahasiswa di luar akademik. Sisihkan waktu untuk aktivitas organisasi baik dalam maupun luar kampus,” kata Wahyu
Petani Generasi Muda
Sebagai pemimpin tertinggi perusahaan yang bergerak di bidang pangan, Wahyu menjelaskan beberapa kondisi pertanian Indonesia saat ini. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah kurangnya regenerasi petani di Indonesia.
“Sebagian besar petani kita sudah tua. Jarang petani yang muda yang mau bekerja di sawah,” kata Wahyu.
Harapan adanya regenerasi petani ini bisa diwujudkan oleh mahasiswa Unpad, terutama dari bidang ilmu pertanian. Mahasiswa yang berkuliah di bidang pertanian harus tahu bagaimana proses bercocok tanam.
“Sangat sulit mencari tenaga anak muda yang bekerja di pertanian. Sekarang anak muda inginnya bekerja kantoran, di bank. Padahal sebetulnya lebih mulia kalau bekerja di pertanian,” jelas Wahyu.
Rendahnya generasi muda yang mau jadi petani berdampak pada sedikitnya aplikasi teknologi pada bidang pertanian. Padahal, era revolusi industri 4.0 saat ini sudah mendorong pemanfaatan teknologi dalam bidang pertanian.
Wahyu mengatakan, jika generasi muda mau menjadi petani, mereka bisa mengaplikasikan teknologi ke dalam proses pertanian. Proses pengolahan pangan dengan teknologi dinilai akan lebih efisien dan mampu memotong mata rantai pangan.
“Investasi banyak kalau tidak mengerti menggunakannya juga akan mubazir. Padahal, revolusi industri 4.0 digunakan agar harga bahan pokok kita bisa turun,” kata Wahyu yang diungkap dilaman resmi Unpad.
Kuliah umum ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt. Dalam kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Unpad dan PTPN VIII oleh Dr. Keri Lestari dengan Wahyu.
(Yanis)