Jakarta, Beritainspiratif.com - Dangdut adalah bagian dari sebuah budaya, cerminan masyarakat Indonesia yang guyub, riang dan bersahaja. Musik dangdut bahkan terpengaruh musik rock. Meskipun dangdut sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia, tapi sayang belum mendapatkan perhatian khusus untuk tetap melestarikan dangdut sebagai budaya maupun industri yang mencermikan budaya Indonesia, ujar Festival Director PT Digoda Karya Cipta Indonesia Delisa P Tahir, dalam keterangannya, pada Jumat (8/3/2019) yang diungkap Jawa Pos.
Pemerhati musik Bens Leo, mengatakan sebenarnya sejak 2000-an, para stakeholder musik dangdut menikmati genre musik ini. Bahkan secara tidak langsung masyarakat sangat menghargai musik dangdut.
Bens mencontohkan pada 2003 Inul Daratista tampil dengan enam lagu di atas panggung dibayar Rp 60 juta. Sementara Arman bersama grup band GIGI serta 15 kru di belakang panggung dibayar Rp 80 juta untuk 12 lagu.
“Betapa apresiasi terhadap penyanyi dangdut begitu tinggi,” kata Bens.
Bens mengatakan, di berbagai daerah setiap tahun selalu ada festival musik. Tapi untuk bertaraf nasional dan tersusun untuk dilakukan secara berkesinambungan kayanya belum ada melihat situasi ini, acara Digoda Fest yang dimulai dengan nama Indonesia Dangdut Festival 1.0. Karena itu, event ini patut didukung penuh dan diapresiasi.
“Semoga bisa mendongkrak bisnis dan industri dangdut melalui chart, award, penjualan merchandise, hingga roadshow ke berbagai daerah,” katanya.
Menurut Bens, Digoda Fest adalah momentum untuk mulai memposisikan dangdut lebih bermakna dan diterima dalam budaya Indonesia. Bahkan bisa jadi motor untuk berbagai acara atau momentum yang berhubungan dengan dangdut.
Misalnya mengusung Hari Dangdut nasional, museum dangdut, atau kota dangdut. Atau dengan tegas ada komitmen yang menyatakan dangdut sebagai musik nasional asli Indonesia yang sehingga layak di go international.
“Ini merupakan kali pertama di Indonesia diselenggarakan festival yang mengkhususkan pada genre dangdut sebagai tempat ekspresi dan memberikan apresiasi seluruh insan musik dangdut Indonesia,” ujar Delisa.
Menurut rencana Digoda Fest 2019 digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 6 Juli 2019. Menurut Delisa, konsep acara ini dilakukan selama sehari. Seluruh insan dangdut Indonesia berkumpul di satu tempat. Di sana akan disediakan Panggung Festival Dangdut, Panggung Legenda, Panggung Dang, Panggung Dut, dan Panggung Klasik (Dangdut Melayu/Klasik). Acara juga dilengkapi dengan diskusi/seminar/forum Dangdut Indonesia, Workshop Dangdut,, Bazaar/Pasar Dangdut.
“Puncaknya adalah peluncuran DIGODA AWARD, yaitu penghargaan untuk insan di industri musik Dangdut Indonesia, termasuk peluncuran chart TANGGA LAGU DIGODA,” kata Delisa.
Dalam festival ini, seluruh penampil, pekerja, dan sponsor adalah orang Indonesia. Acara ini menggunakan standar layanan konser yang baik, mulai dari pembelian tiket online dan offline, penukaran tiket, merchandise, dan lain-lain, pungkasnya.
(Yanis)