Brebes, Beritainspiratif.com - Demi menggapai cita-citanya Fitriyani (24 tahun) yang ingin menjadi seorang sarjana, Fitri sempat putus sekolah dan bekerja menjadi asisten rumah tangga hingga pelayan warung makan.
Ditambah keluarganya bukanlah keluarga berada. ibunya merupakan seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW), tak membuatnya malu, justru menjadi semangatnya untuk tak menyerah.
Perjuangan yang berat tersebut, membuat mahasiswi asal Losari, Brebes, kini tercatat menjadi salah satu lulusan terbaik di Universitas Muhadi Setiabudi Brebes (UMUS).
Dia berhasil menorehkan prestasi lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,81. Nilai ini membuat perempuan berhijab itu, mendapat predikat cumlaude atau tertinggi dalam jenjang prestasi di dunia kampus.
Perempuan yang akrab disapa Pipit itu lahir di Desa Limbangan, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, pada 2 April 1994. Ia merupakan anak dari pasangan Bapak Tori dan Ibu Sumiyati. Bungsu dari dua bersaudara ini merupakan alumni SDN Pengabean 01 angkatan 2001, dan SMP 03 Losari Brebes angkatan 2009.
Usai lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP), Fitri terpaksa tidak melanjutkan pendidikan lantaran keterbatasan biaya. Dirinya pun memutuskan untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga, pengasuh anak, hingga pelayan rumah makan.
“Di pertengahan tahun 2009 hingga 2013, saya terpaksa meninggalkan bangku sekolah untuk bekerja merantau. Ya, sekitar lima tahun sebelum akhirnya saya melanjutkan sekolah,” ucap Fitriyani, Selasa (19/3/2019).
Perempuan yang biasa dipanggil Pipit ini memiliki hobi memasak. Menurutnya, berkat pengalamannya bekerja di perumahan dan rumah makan di berbagai kota itulah, yang membuat dirinya semakin pandai memasak.
Awalnya, Pipit memiliki cita-cita ingin menjadi seorang pramugari. Namun, karena faktor ekonomi keluarga yang tidak mendukung kala itu, ia pun memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya.
Baginya menjadi asisten rumah tangga bukanlah hal yang mudah, setiap hari dihabiskan untuk bekerja walaupun terkadang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Namun terkadang keinginan itu pun lenyap dengan sendirinya.
Seiring berjalannya waktu, setelah bertahun-tahun merantau di berbagai kota, pada akhirnya terbesit dalam hatinya bahwa ia harus berubah. “Di dalam hati saya rasanya ingin ada perubahan untuk mengubah nasib hidup. Saya ingin sekolah melanjutkan hingga ke jenjang sarjana,” ucap Fitriyani.
Kemudian, ia mulai berpikir untuk melanjutkan pendidikannya kembali dengan mengikuti program paket C di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darul Maghfiroh, Kabupaten Cirebon dan lulus pada 2014 silam.
Selanjutnya, ia mendaftarkan diri ke Universitas Muhadi Setiabudi. Karena ibu dan bapaknya ingin anaknya menjadi seorang guru, akhirnya Fitri pun mengambil program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Dia berhasil menjalani sidang skripsinya pada tanggal 8 Januari 2019.
“Alhamdullilah dengan perjuangan yang saya lakukan selama ini sekitar lima tahun. Saya bisa menyelesaikan program studi PGSD dengan nilai yang cukup memuaskan,” katanya.
Perempuan asli Brebes yang memiliki moto hidup, “Saya tidak bisa mengubah arah angin, namun saya bisa menyesuaikan pelayaran saya untuk selalu menggapai tujuan saya." Akhirnya bisa mewujudkan impiannya untuk bisa melanjutkan jenjang sekolah sampai ke perguruan tinggi.
Bahkan, Fitri berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi di kampusnya. Ia akan mengikuti wisuda yang rencananya diselenggarakan pada 24 April 2019.
“Jujur saja, capaian predikat terbaik ini bukanlah sesuatu yang menjadi prioritas saya. Tapi Allah SWT memudahkan jalan saya, sehingga rintangan dan keterbatasan yang selalu saya temui berubah menjadi semangat tersendiri,” jelas dia.
Ia pun bercerita, apa yang diperolehnya semua berkat semangat perubahan dalam dirinya dan dukungan lingkungan pendidikan Universitas Muhadi Setiabudi. Sehingga kesan Fitri selama perkuliahan berlangsung sangatlah menyenangkan karena terjalinnya keakraban dosen, karyawan, dan mahasiswa.
“Saya sangat bersyukur dapat kuliah di UMUS yang tidak pernah membeda-bedakan kepintaran mahasiswanya berdasarkan pada latar belakang sosial ataupun riwayat pendidikan sebelumnya. Inilah faktor penting yang menurutnya menjadi motivasi eksternal terbaik dalam diri saya,” ungkapnya yang dilansir panturapost.
Fitri pun menjadi lebih bersemangat setelah mendapat berita kelulusan terbaiknya. Ia mengatakan, prestasi itu untuk membanggakan ibu kandungnya yang berprofesi sebagai seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) semenjak ia berusia 3 tahun.
Hingga akhirnya perempuan berhijab berparas manis itu, dapat membuktikan impian yang dijalani dengan usaha dan syukur akan memberikan hasil yang baik. because who you are, its only what you do now.
(Yanis)