Bandung,Beritainspiratif.com - Komisi II DPRD Jawa Barat mengapresiasi program One Pesantren One Product atau Satu Pesantren Satu Produk.

"Bagus juga itu program kalau bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan Gubernur terpilih Ridwan Kamil," kata Sekretaris Komisi II DPRD Jawa Barat Toto Purwanto Sandi di Bandung, Jum'at (22/3/2019).

Menurut Toto, dalam implementasinya produk yang dihasilkan pesantren dan segmen pasarnya harus jelas, tergantung pertumbuhan ekonomi dipedesaan.

"Harus ada penajaman produk yang akan dipasarkan, dengan kualitas yang baik. Produknya ada tapi yang membeli tidak ada, percuma," ujarnya.

Sekarang ini, lanjut dia, konsumsi masyarakat pedesaan pada umumnya sedang turun. Indikasinya, kenaikan tarif dasar listrik dan kenaikan harga BBM, tentunya menggerus pendapatan. "Kenaikan harga tersebut, mengurangi pendapatan dan pada ahirnya menurunkan daya beli masyarakat," ucapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan, sebagai implementasi dari program One Produk One Pesantren, tahun ini 1.250 pesantren akan dilibatkan dalam program tersebut.

Disela Rapat Koordinasi Kegiatan One Pesantren One Produk di Bandung, ia menyatakan dari setiap kecamatan ada dua pesantren yang dilibatkan dalam program. Masing - masing pesantren, mengirimkan dua orang untuk dilatih menjadi wirausaha dan mengikuti perencanaan bisnis.

"Para santri ini akan mendapat pendampingan dalam mengembangkan usahanya, untuk menghasilkan produk yang bernilai tinggi. Kami akan mencarikan pembelinya," papar dia

Dikatakan Kusmana, program ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di pedesaan, menambah tenaga kerja sektor informal serta menurunkan angka kemiskinan.

"Jadi kalau santrinya punya usaha, tidak mungkinlah urban ke kota. Apalagi program ini juga didukung oleh program one village one company. Kalau memang pabriknya sudah ada di desa, kenapa harus ke kota ?" tuturnya.

(Ida)