Bandung, Beritainspiratif.com - Vanessa Susanto, mahasiswi Arsitektur 2016 Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengharumkan nama ITB dalam ajang perlombaan Skate Jakarta 2019 yang diadakan pada tanggal 15-17 Maret 2019 di Skyrink Mall Taman Anggrek, Jakarta.
Lomba yang diikuti oleh 300 orang peserta ini, diikuti pula oleh peserta dari Negara Malaysia, Thailand, dan Kamboja.
Ini kali kedua bagi Vanessa mengikuti lomba Skate di Jakarta, dan tahun ini Vanessa berkesempatan untuk mengikuti lima kategori lomba yang terdiri atas empat kategori individual, yaitu Solo Compulsory, Technical, Artristic, dan Rhytmic Ribbon, sedangkan untuk kategori kelima bernama Production Team yang terdiri atas 20 orang murid Skyrink Mall Taman Anggrek Jakarta.
Pada lomba Ice Skating tahunan ini, setiap kategori memiliki penilaian dan syarat yang berbeda-beda. Kategori Solo Compulsory membatasi peserta untuk melakukan tiga elemen yang telah dipilih oleh panitia dengan waktu penampilan maksimal selama satu menit. Selanjutnya untuk kategori Technical, peserta harus mengeksekusi seluruh teknik yang telah diajarkan yaitu Ballet Jump, Dance Step 2, Waltz Jump-Tap-Toe-Half Flip Sequence, One-Foot Spin, 2 Forward Arabesque, dan Half Lutz selama 1,5 menit disertai oleh iringan lagu.
Kategori ketiga yaitu Artistic, peserta dinilai dari costume, facial expression, musical interpretation dan body language. Kategori keempat yaitu Rhytmic Ribbon, setiap peserta dibebaskan untuk menggunakan satu dari tiga alat yang biasa digunakan pada kategori Rhytmic yaitu Ball, Ribbon, dan Hoop. Kategori yang terakhir bernama Production Team di mana Vanessa tampil bersama peserta lain yang turut belajar di Skryink Jakarta. Bagi Vanessa, terlibat dalam kategori Production Team merupakan pengalaman pertama Vanessa.
“Aku ikut yang kategori medium, jadi jumlah skater-nya itu ada 20 dan kami harus membawakan sebuah pentas teatrikal di atas es selama kurang lebih 4,5 menit dan diperbolehkan memakai properti dan backdrop. Tema untuk Production Team kali ini adalah ‘Rise of The Black Phantom’. Ceritanya seperti Men in Black, jadi di sebuah kota ada dua top agent yang diserang bandit jahat, top agent-nya dibunuh dan kemudian dibawa ke sebuah lab untuk dijadikan setengah cyborg, dan cyborg tersebut berperan untuk memberantas kejahatan,” jelas Vanessa yang dilansir laman resmi ITB.
Dibalik seluruh pencapaian indah Vanessa, banyak jalan berliku yang harus ditempuh olehnya. Selama satu setengah bulan sebelum lomba, Vanessa harus menempuh perjalanan Bandung – Jakarta setiap hari Senin untuk berlatih di Skyrink di Jakarta. Selain itu, hambatan lainnya datang dari cedera otot punggung di tahun 2018 yang menyebabkan ia harus tidur di atas matras/latex seumur hidup, ligamen pergelangan kaki yang robek ketika berlatih, dan sempat dilarang untuk ikut perlombaan lagi. Namun, hal itu tidak membuat Vanessa menjadi mundur dan trauma untuk berlatih. Vanessa tetap giat berlatih dengan sepenuh hati karena menjadi seorang atlet Ice Skating adalah passion-nya sejak berumur tiga tahun. Vanessa malah semakin bersemangat dan menjadikan hal tersebut sebagai motivasi diri untuk menjadi lebih baik lagi dan membuktikan bahwa ia mempunyai dedikasi dan totalitas tinggi.
Menutup perbincangan, Vanessa berpesan. “Jangan takut ambil resiko, tahu prioritas diri sendiri, jangan biarkan orang lain membuat kita menjadi tidak percaya diri dan jangan pernah membiarkan satu orang pun menghalangi mimpimu,” katanya.
Sebelumnya, Vanessa juga telah meraih prestasi dalam kompetisi Indonesia Ice Skating Open 2019 pada 31 Januari – 2 Februari 2019 lalu. Tak tanggung-tanggung, Vanessa sukses meraih empat medali emas dalam ajang berskala internasional tersebut, bersaing dengan Malaysia, Thailand, dan Singapura.
(Yanis)