Jakarta, Beritainspiratif.com - Menko Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menjadi keynote speaker dalam workshop Pemanfaatan Minyak Sawit untuk green fuel dalam mendukung Ketahanan Energi dan Kesejahteraan Petani Sawit di Auditorium Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), pada Selasa (16/7/2019).
“Sawit ini memberikan kontribusi yang sangat besar untuk Indonesia. Untuk penyerapan dalam tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraannya sangat tinggi,” ujar Menko Luhut dalam sambutannya. Jika dibandingkan dengan wilayah lain, wilayah-wilayah dengan ekspansi perkebunan kelapa sawit memiliki pengurangan tingkat kemiskinan.
Pemerintah telah menetapkan implementasi wajib mengenai Biodiesel (B-20) untuk kendaraan Public Service Obligation (PSO) dan non-PSO mulai 1 September 2018.
“Kebijakan B-20 ini akan mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak mentah dan BBM. Sekarang kita segera masuk ke B-30, jadi memang peran kelapa sawit ini sangat penting. Namun, teknologi juga penting,” tambah Menko Luhut lagi.
Dalam kesempatan ini kepada para peserta, Menko Luhut juga menceritakan mengenai hal-hal baru yang ia dapatkan dalam kunjungannya ke Cina minggu lalu.
“Saya terperangah. Jadi, setiap industri itu ada penelitiannya, sangat efisien dan benar-benar 4.0. Nah, pengelolaan itu penting untuk membuat kita maju,” jelasnya.
Lebih lanjut, mengenai kebijakan Pemerintah Indonesia, Menko Luhut menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi global player.
“Asing tidak perlu mendikte kita. Kita tegas dan mereka pasti nurut. Jangan mau didikte, kita bisa mandiri kok,” tegas Menko Luhut.
Mengakhiri sambutannya, Menko Luhut juga menyampaikan harapannya akan kinerja BPPT ke depan. Ia harap BBPT dapat fokus dan lebih bekerja keras lagi.
“Coba kita kaji kembali lagi. Indonesia itu dilirik, namun kita harus mampu menata diri kita, kita terapkan B to B. Cari sesuatu yang bisa kita kerjakan bersama karena memang potensi kita itu ada. Kerja keras harus diintegrasikan dengan baik, tidak ada hanya ada satu atau dua orang pintar yang bisa menyelesaikan ini. Semua harus bekerja sama,” pungkas Menko Luhut.
Workshop yang dihadiri kurang lebih 350 orang peserta yang berasal dari seluruh Indonesia ini dibuka oleh Kepala BPPT Hammam Riza. Hammam menjelaskan bahwa BPPT harus melanjutkan transformasi untuk menjadikan Inovasi sebagai penghela pembangunan ekonomi nasional.
Hal ini juga disambut baik oleh Wakil Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Sunarso. “Keunggulan Indonesia yaitu penghasil lemak nabati tertinggi per satuan luas dan waktu. Dan kelapa sawit sangat prospektif menunjang perekonomian Indonesia. Kita jangan panik, namun tetap harus menyusun strategi jangka panjang yang fit,” tambahnya.
Usul Menko Luhut Tangani Masalah Sawit
Berdasarkan laporan dari World Bank mengenai 80% kelapa sawit yang bermasalah, Menko Luhut tegaskan oknum-oknum yang melanggar akan dikenakan penalti atau denda.
“Ada tiga pokok tadi, mengenai keluasan, lingkungan dan plasmanya. Ini harus dibenahi. Seperti yang pernah saya usulkan ke Presiden. Kita jangan hidup dalam masalah, kita cari solusi mana yang terbaik,” tutup Menko Luhut. (Yones)