Cirebon,Beritainspiratif.com - Ribuan masyarakat Cirebon dan sekitarnya mengiringi jenazah Pangeran Raja H Muhammad Imanudin Bin Sultan Kanoman X Sultan Raja HM Nurus Samawat di pemakaman Gunung Sembung (kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati) Sabtu (20/7/2019).
Sejarawan Cirebon, Raden Ahmad Opan Safari Hasim, mengapresiasi kepada keluarga Keraton Kanoman yang terus menjaga tradisi yakni mengantarkan jenazah dari Keraton Kanoman ke Pemakaman Gunung Sembeng dengan cara menandu dan berjalan kaki.
"Kalau ada keturunan Sultan yang meninggal, tradisinya itu jenazah di tandu dan jalan kaki dari Keraton ke Gunung Sembung," ujar Opan.
Dikatakan Opan, setelah berjalan kaki, kemudian jenazah diterima oleh kraman (penjaga kompleks makam Sunan Gunung Jati) untuk disholatkan di Playonan
"Setelah disholatkan di Playonan kemudian jenazah dikuburan," jelas opang.
Tradisi berjalan kaki dari Keraton Kanoman ke Gunung Sembung yang berjarak sekitar 8 Km, menurut Opan, adalah tradisi yang diwariskan oleh Sunan Gunung Jati, yang bertujuan menginyatkan kepada masyatakat kalau kematian itu akan datang menghampiri kita semua.
Sementara itu, juru bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan, prosesi pemakaman keluarga keraton sebenarnya hampir sama dengan pemakaman pada umumya, yang membedakan adalah perjalanan kaki dari Keraton ke peristirahatan terakhirnya dilakukan dengan berjalan kaki.
"Untuk yang berjalan kaki ini lebih diutamakan untuk Sultan dan keturunannya," katanya.
Ratu Arimbi juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang sudah berpartisipasi dalam prosesi pemakaman PR H Muhammad Imanudin ini. (Dekur)