Jakarta,Beritainspiratif.com - Setelah kurang lebih 17 bulan ditangani, progress revitalisasi Sungai Citarum, berdasarkan laporan tiap sektor telah menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Volume sampah telah jauh berkurang, namun demikian sampah tetap menjadi permasalahan utama. Oleh karena hal tersebut, beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan melakukan kunjungan ke beberapa sektor di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisanti, Kabupaten Bandung.
Hasil dari peninjauan tersebut, menurut Menko Luhut akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo, walaupun masih ada masalah sinergisitas terkait pembibitan di hulu sungai, antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Satgas Citarum, namun secara keseluruhan segala sesuatunya telah berjalan cukup baik.
“Tugas besar pemerintah, yang tidak kalah penting adalah terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah di sungai,” ujar Menko Luhut di Bandung, Rabu (29-08-2019).
Merespon himbauan Menko Luhut tersebut, Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Kemenko Bidang Kemaritiman lantas bergerak cepat, di antaranya dengan terus menginformasikan kepada publik tentang pentingnya hidup sehat dan menjaga lingkungan sekitar agar bebas dari sampah.
Menurut Kepala Sub-Bagian Publikasi dan Dokumentasi Humas Kemenko Bidang Kemaritiman, Khairul Hidayati, ada berbagai cara untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, baik melalui diseminasi informasi melalui media sosial maupun dengan turun langsung menginformasikan kepada publik, misalnya melalui berbagai ajang pameran yang diikuti oleh Kemenko Bidang Kemaritiman.
“Belum lama ini kami turut berpartisipasi dalam pameran untuk memeriahkan Sail Nias 2019, antusiasme masyarakat di sana sangat tinggi, terutama anak-anak sekolah yang mengunjungi booth kami. Di sana kami tidak henti-hentinya untuk mengkampanyekan tentang hidup sehat dan bersih, kami juga memberikan berbagai literatur kemaritiman dan kami adakan juga “Pojok Baca” yang khusus untuk berbagi pengetahuan dengan pengunjung,” ujar wanita pekerja keras yang akrab disapa Hida ini di Jakarta, pada Kamis,(3/10/2019).
Selain melalui ajang pameran, Hida melanjutkan, ada pula dengan cara mengkampanyekan hidup bersih melalui sosial media resmi Kemenko Bidang Kemaritiman, di antaranya melalui Instagram, Twitter, Facebook, Website resmi kementerian, dan juga kanal Youtube.
“Kami juga bersinergi dengan berbagai kementerian lain untuk berkampanye mengenai hidup bersih dan menjaga lingkungan di sosial media, dan Alhamdulillah kemarin kami mendapatkan penghargaan sebagai Pemenang pada Government Social Media Summit (GSMS) Award 2019 untuk Kategori Best Collaboration dengan Tema Perubahan Iklim (Climate Change), imbuhnya.
Sebagai informasi, GSMS 2019 diselenggarakan pada 24 September 2019 di Jakarta oleh Awrago, bekerja sama dengan NoLimit, serta didukung oleh Kantor Staf Presiden dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Penilaian dilakukan dalam rentang Agustus 2018 – Juli 2019, seluruh data aktivitas media sosial pemerintah dipantau dan dianalisis untuk diklasifikasikan. Terkumpul sebanyak total 5.762.655 data media sosial dari berbagai platform yang terdiri dari akun, engagement, kata kunci, dan tagar. Data ini dikumpulkan oleh NoLimit sebagai perusahaan yang menggunakan big data dalam memonitor dan menganalisis media daring.
Sebelumnya, Kemenko Bidang Kemaritiman juga sudah meluncurkan aplikasi PESAN (Pengelolaan Sistem Informasi Aspirasi Kemaritiman) yang juga digagas oleh Hida. Melalui aplikasi ini Kemenko Bidang Kemaritiman menampung berbagai aduan, saran dan juga masukan dari publik terkait kemaritiman. Hal ini akan memutus mata rantai informasi dari masyarakat ke pusat. Sehingga informasi yang ada di masyarakat bisa dengan mudah dan cepat diterima oleh Kemenko Bidang Kemaritiman.
"Aplikasi ini menjawab kebutuhan informasi saat ini. Dengan aplikasi ini masyarakat bisa dengan mudah mengirim pesan ke kami, dan bisa langsung kami respon dengan cepat. Di aplikasi PESAN ini masyarakat juga bisa mengadukan apabila masih ada pihak-pihak yang masih mengotori lingkungan, semisal membuang sampah di sungai, membuang sampah di laut, dan lain sebagainya,” tutup Hida. (Yones)