Bandung,Beritainspiratif.com - Perhimpunan Perhubungan Masyarakat (Perhumas) adalah organisasi profesi bagi praktisi humas dan komunikasi Indonesia saat ini lebih dari dua ribuan anggota tergabung di dalamnya.
Dalam acara “Leader’s Forum” yang bertajuk Echancing City Branding Through Sustainability Program sebuah forum diskusi interaktif yang mengupas tren kontemporer terkait konsep city branding serta pembangunan berkelanjutan yang menjadi tren global.
“Pada kesempatan ini Perhumas menyoroti city branding dan isu lingkunagann di kota bandung secara khusus, kesempatan ini Perhumas mengkampanyekan Indonesia berbicara baik, potensi apa saja yang menimbulkan informasi negatif, menghalau berita bohong atau hoaks, meningkatkan kesadaran lingkungan,” Kata Ketua BPC Perhumas Jabar Bandung N. Nurlaila Arief di Balaikota Bandung. Rabu (20/11/2019).
Dari isu lingkungan, Perhumas menyoroti permasalah pengelolaan sampah pelastik yang masih banyak dievaluasi, ia mencontohkan program Kang Pisman yang dicanangkan oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, sejauh ini Kang Pisman sendiri telah menjadi City Branding sebab setiap kali membuka situs Kang Pisman selalu menjadi halaman utama di google.
“Untuk program Kang Pisman berdasarkan Campaign City Branding itukan syaratnya nama harus mudah diingat dan mudah dijual, sekarang Kang Pisman itu namanya mudah diingat, sekarang hanya perlu disosialisasi secara masif,”paparnya.
Lebih lanjut Titik mengatakan, dalam praktek lapangan Kang Pisman sendiri masuk ke dalam korperasi dan komunitas lebih lanjut sudah tersedia di tingkat akhir seperti di RT dan RW, artinya menurut Titik harus ada evaluasi dari sisi pengelolaan sehingga masyarakat umum merasakan ada pengurangan sampah sampai menjadi zero waste.
“Evaluasinya lebih pada penerapan ril, yang dirasakan oleh masyarakat itu harus betul-betul nol sampah di kawasannya, nah di disini (dalam forum) juga menampilkan bagaimana mereka mengelola sampah dan limbah keluarga agar menjadi zero waste,”jelasnya.
Pengelolaan tersebut harus masksimal bahwa tidak ada sampah ataupun limbah rumah yang tersisa dan akan dikelola kembali menjadi bio gas sebagaimana saat ini sudah banyak diterapkan oleh perusahaan dan pendidikan universitas.
“perusahaan di kota bandung yang sudah menerapkan itu seperti di Biofarma, PT LEN Industri, mereka menimbangkan sampah tadi kemudian di kelola,”jelasnya.
Selain isu lingkungan, Perhumas juga ingin mempraktekkan city branding di kota bandung berdasarkan konsep akademisi yakni smart dan inteligency. Artinya untuk city branding sendiri adanya land marka misalkan di depan perkantoran, jalan raya harus ada tempat berfoto lebih instagramnable.
“salah satu praktek city branding itu tata kota yang mendukung beberapa acara terkait reputasi gerakan lingkungan , sosial, dan ekonomi. Seperti Perhumas sering mengadakan jalan sehat bekerjasama dengan Humas Pemkot dan Jabar,”katanya.
Titik menambahkan agar Kang Pisman terus menjadi program sustainable, harus ada bantuan dana penelitian bagi akademisi atau peneliti untuk mencari tahu apa yang menjadi keunggulan dan dampak positif Kang Pisman bagi para masyarakat apakah sudah mencapai zero waste atau belum.
Terkait keberlanjutan isu lingkungan, Perhumas akan menyelenggarakan Konvensi Nasional Humas di Yogjakarta mendatang pada tangga 16-17 Desember 2019, mengangkat tema “Kearifan Lokal dan Solusi Global”. (Mugni)