Bandung,Beritainspiratif.com - Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Siti Muntamah mengatakan sepertiga dari seluruh kecamatan yang ada di Jawa Barat, belum memiliki Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Padahal penerimaan siswa baru untuk SMA dan SMK, menerapkan sistem zonasi.
Siti mengungkapkan berdasarkan informasi yang diterimanya, 220 dari 626 kecamatan di Jawa Barat belum memiliki atau blank spot SMA dan SMK.
Untuk itu Pemprov Jabar harus lebih mengutamakan pembangunan sekolah dan ruang kelas baru, demi menambah jumlah fasilitas pendidikan di Jawa Barat
"Saya mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM di Jabar. Namun kita perlu mengisi blankspot itu, dengan membangun sekolah. Kita dorong bareng, insya Allah kabupaten dan kota akan senang kalau kita berani menganggarkan pembangunan sekolah, karena sekolah itu penting," kata politisi PKS tersebut.
Siti mengatakan, kecamatan yang belum memiliki SMA/ SMK bukan hanya di pelosok, tapi ada juga di kota Bandung.
Ia menyontohkan Kelurahan Cisaranten Kulon Gedebage Kota Bandung. "Ada 7.000 anak di Cisaranten Kulon ini, tapi di daerahnya tidak punya SMP dan SMA yang dekat dengan rumah siswa. Tidak ada yang masuk ke zonasinya. Ada sekolah swasta, itu pun jauh," katanya.
Warga kelurahan Cisaranten, katanya, mengajukan pembangunan SMA dengan anggaran Rp 1,8 miliar.
Siti berjanji untuk merealisasikan aspirasi warga sesuai peraturan, apalagi jika Pemprov Jabar memiliki lahan di lokasi tersebut.
Siti Muntamah mengatakan, ia juga telah meminta Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat supaya tidak menyamaratakan besaran nilai pembangunan ruang kelas baru. Anggaran ini, katanya, harus disesuaikan dengan daerah masing-masing.
"Satuan ruang kelas baru di kabupaten kota, jangan disamaratakan. Bahan bangunan dan biaya pembangunan di setiap daerah kan tidak sama. Khawatirnya malah tidak terserap, kalau kurang anggaran, spesifikasinya tidak sesuai dan nanti bila ada angin kencang malah ambruk," tegas Siti. (Ida)