Bandung, Beritainspiratif.com - Memperingati peristiwa 27 Desember 1949 lalu, yaitu peristiwa luar biasa berupa penandatanganan naskah penyerahan serta pengakuan kedaulatan yang dilakukan secara bersamaan baik di Indonesia maupun di negeri Belanda. Peringatan tersebut dilaksanakan upacara dengan mengambil tempat di Rumah Bersejarah Ibu Inggit Garnasih, Jl. Ibu Inggit Garnasih, Ciateul No. 8 Bandung, Jumat (27/12/2019).
Dalam upacara mengenang peristiwa penting tersebut, peserta upacara diikuti oleh peserta didik dan orang tua Sakola Ra’jat Iboe Inggit Garnasih, Pramuka SMPN 6 Bandung, Mahasiswa Universitas Sangga Buana YPKP, serta Pengurus RW 05 Lio Genteng, sebagai wujud merawat ingatan akan momentum bersejarah tersebut.
Acara yang memang dihadirkan untuk mengenal kembali babak sejarah kedaulatan Indonesia, diisi dengan Pembacaan Salinan Piagam Penyerahan serta Pengakuan Kedaulatan, Pembacaan Akta Penyerahan serta Pengakuan Kedaulatan, Pemutaran rekaman pidato Ratu Juliana pada upacara pengakuan kedaulatan di Amsterdam.
Selepas itu, dilakukan Pemutaran rekaman pidato Drs. Mohammad Hatta pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Penurunan bendera Kerajaan Belanda, dan Pengibaran bendera Merah Putih. Kemudian diakhiri dengan penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera Indonesia pada pukul 5 sore.
“Ada 4 hal utama mengapa pengakuan kedaulatan ini kami peringati. Pertama, sebagai refleksi berakhirnya masa kolonialisasi Belanda di Indonesia. Kedua, untuk mengingatkan masyarakat khususnya generasi muda bahwa pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda ini menjadi tanda berakhirnya perang revolusi bersenjata. Ketiga, dengan adanya pengakuan ini Indonesia mempunyai kedaulatan penuh atas wilayahnya. Keempat, pengakuan kedaulatan ini menjadi momentum untuk membangun Indonesia dengan modal kekuatan sendiri,” jelas Ari yang juga sebagai Koordinator Harian di SR Iboe Inggit Garnasih.
Ari mengungkapkan, bahwa pengakuan kedaulatan oleh Kerajaan Belanda ini bermakna penting bagi Indonesia, karena merupakan periode akhir dalam babak sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, yaitu menjadi tanda berakhirnya perang bersenjata dalam menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan, yang penuh dengan penderitaan dan pengorbanan yang telah menelan sekian banyak korban jiwa dan harta rakyat Indonesia.
"Sesuai yang diharapkan Bung Hatta, esensinya adalah berakhirnya perang revolusi, yang ditandai dengan penyerahan kedaulatan. dan selepas penyerahan kedaulatan tersebut, Indonesia dan Belanda bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah," pungkasnya.
(Mugni)