Bandung, Beritainspiratif.com - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaketrans) provinsi Jawa Barat, mempuyai beban menurunkan angka pengangguran dari 8,16 persen tahun 2018 menjadi 8,0 persen atau 7,9 persen di tahun 2019.
Kepala Disnakertrans Jawa Barat M. Ade Afriandi mengatakan, untuk menurunkan angka pengangguran dari 8,16 persen di menjadi 8 persen atau 7,9 persen, berarti sekitar 380 ribu warga Jabar harus diberi pekerjaan baik sebagai pekerja mandiri maupun di dunia industri.
"Untuk menurunkan angka pengangguran dari 1,85 juta orang atau 8,16 persen di tahun 2018 menjadi 8 persen pada 2019, sekitar 380.000 orang harus diberi pekerjaan,' kata Ade dalam pengarahannya di Gedung Balai Latihan Kerja Kompetensi Jabar, Bekasi, Rabu (8/1/2020).
Akan tetapi, katanya, kemampuan APBD dan APBN masih terbatas. Setiap tahunnya, pemprov Jabar hanya mampu memberi pelatihan kepada 1.400 orang melalui 3 Balai Latihan Kerja, yaitu BLK Mandiri dan BLK Pekerja Migran Indonesia keduanya di Bandung, serta BLK Kompetensi di Bekasi. Sedangkan APBN hanya mampu memberi pelatihan keterampilan tenaga kerja bagi 650 orang warga Jawa Barat
“Sementara Kita harus menurunkan angka pengangguran sebanyak 380 ribu. Lulusan pelatihan, juga tidak terserap seluruhnya oleh dunia usaha atau industri,” kata Ade lagi.
Oleh karena itu, lanjut Ade di tahun 2020 ini pihaknya akan melakukan akselerasi dan inovasi sesuai arahan Gubernur Jabar dalam mencapai visi misi Jabar Juara lahir dan Bathin.
Ade mengatakan dalam bidang ketenagakerjaan Disnakertrans memiliki tugas menghadirkan tenaga kerja yang berdaya saing dan menciptakan kondusivitas dan harmonisasi hubungan industrial.
Dalam menciptakan tenaga kerja yang berdaya saing, kata Ade, bidang Latas, Bidang Penta, dan BLK terkesan sendiri-sendiri.
“Permasalahannya bidang Latas ka kaler, bidang penta ka kulon, BLK-BLK aya nu ka kidul, ka wetan, aya nu cicing. Karena itu, tantangan kita di tahun 2020, adalah merevitalisasi Bidang Latas, Bidang Penta, dan BLK,” tegas Ade.
(Ida)