Beritainspiratif.com - Bank Indonesia telah meluncurkan standar Quick Response (QR) Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile banking yang disebut QR Code Indonesian Standard (QRIS), bertepatan dengan HUT ke–74 Kemerdekaan RI, pada Sabtu (17/8/2019) di Jakarta yang lalu.
Sosialisasi pun telah dan terus dilakukan guna mendorong kegiatan ekonomi pelaku usaha dan masyarakat untuk menggunakan Quick Response Indonesian Standar (QRIS).
Implementasi QRIS secara nasional efektif berlaku mulai 1 Januari 2020, guna memberikan masa transisi persiapan bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), sehingga semua transaksi pembayaran non tunai lewat QR hanya menggunakan satu device yaitu Quick Response Indonesia Standart (QRIS).
Artinya, pengguna QR seperti Gopay, Ovo, Dana, LinkAja atau penerbit uang elektronik lainnya tidak perlu pusing pilih yang mana, karena QRIS dapat menerima semua device.
Setiap merchant dapat menerima semua merek uang elektronik tanpa terkecuali. Saat ini, ada 26 Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang sudah terkoneksi dengan QRIS, sisanya Bank Indonesia (BI) sedang menyeleksi uang elektronik yang dapat masuk ke sistem QRIS.
Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran BI Pungky P. Wibowo mengatakan, kompetisi ada di tangan pemain. BI tidak mau memihak ke pemain uang elektronik baik perbankan maupun telekomunikasi pada implementasi QRIS ini.
“Nantinya, mereka akan berusaha sendiri untuk menjadi yang terbaik bagi konsumen,” katanya, Sabtu (11/1).
Seperti dilansir Kontan.co.id, ada lima perusahaan besar yang bergerak pada uang elektronik, yakni Ovo, Gopay, Dana, Bank Mandiri, dan Shoope Pay.
Dengan implementasi QRIS ini, tentunya akan membuka jalan bagi penerbit uang elektronik lainnya yang ingin masuk dalam bisnis uang elektronik.
Setidaknya tercatat 26 PJSP yang sudah dapat terkoneksi dengan sistem QRIS mereka terdiri dari 9 perusahaan non bank, dan 14 dari industri perbankan, antara lain:
Gopay, Ovo, Dana, LinkAja, ShopeePay, Paytren, Ottocash, BluePay, Telkom. Diikuti perbankan seperti BCA, BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank Mega, Bank Permata, Bank Nobu, Bank Sinarmas, Bank Maybank, Bank DKI, BPD Bali dan Bank Syariah Mandiri.
Tahap awal, QRIS baru dapat digunakan dengan model merchant presented mode (MPM) yaitu konsumen melakukan scan QR di setiap merchant. Pada model MPM ini ditargetkan BI dan PJSP akan terus meningkatkan jumlah merchant yang terkoneksi dengan QRIS.
“Targetnya ada 15 juta merchant di tahun ini,” ungkap Deputi Direktur DKSP Bank Indonesia Ricky Satria.
Dengan target tersebut, BI mendorong PJSP untuk melakukan kerjasama dengan merchant-merchant dari usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).
Langkah awal, 5% dari 60 juta pelaku UMKM dapat dijadikan merchant QRIS oleh PJSP, salah satunya merchant yang ada di pasar tradisional.
Tak hanya itu, BI bersama PJSP sedang mengerjakan model customer presented model (CPM) pada implementasi QRIS.
Model CPM ini, nanti konsumen dapat melakukan transaksi pembayaran non tunai di jalan tol, transportasi umum dan toilet umum.
“Kami targetkan model CPM di tahun ini,” ungkap Ricky ***