Bandung, Beritainspiratif.com - Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar bekerja sama dengan Plastic Energy Limited, mengembangkan konversi sampah plastik menjadi bahan bakar pengganti batu bara dalam skala industri.
Pembangunan pengolahan sampah menjadi biodiesel itu akan dimulai di Sarimukti, Kabupaten Bandung, dan Galuga, Kabupaten Bogor, pada pertengahan 2020, dengan pembangunan konstruksi diperkirakan selama sembilan bulan.
"Kalau ini urusan lancar, baik Sarimukti maupun Galuga, maka fasilitas Plastic Energy ini bisa kita mulai pembangunannya di pertengahan tahun ini selama sembilan bulan proses konstruksi," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil usai melakukan audiensi dengan pihak Plastic Energy Ltd. di Gedung Pakuan Kota Bandung, Rabu (5/2/2020).
Menurut Gubernur bila proyek pengolahan sampah plastik ini berhasil, maka Jabar menjadi provinsi pertama di Asia Tenggara yang memiliki sistem pengolahan sampah plastik terpadu.
Rencananya, pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel akan dibangun di lima lokasi yaitu Bandung, Bogor, Bekasi, Ciayumajakuning, dan Tasikmalaya.
"Sarimukti dan Galuga dipilih menjadi lokasi pertama, karena dinilai paling siap untuk dibangun," ujarnya.
Terkait investasi Plastic Energy Ltd., Ridwan Kamil mengatakan seluruh biaya konstruksi ditanggung oleh perusahaan asal Inggris itu, dengan nilai sekira Rp 750 miliar per lokasi. Lima puluh juta euro atau sekitar 750 miliar rupiah per lokasi," imbuhnya.
Founder and Chief Executive Officer (CEO) Plastic Energy Ltd. Carlos Monreal mengatakan, kedua sistem pengolahan sampah plastik ini akan mampu mengubah 50.000 ton sampah plastik per tahun menjadi sumber bahan bakar serupa batu bara.
Carlos menjelaskan, pengolahan sampah di Bandung dapat menampung 600 ton sampah plastik per hari. Jika ditotal, Bandung dan Bogor dapat menampung 50.000 ton (sampah plastik) per tahunnya.
"Dari 1 ton sampah plastik dapat menghasilkan 85 liter biodiesel atau green diesel, yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk mobil hingga truk," ucap dia.
(Ida)