Bandung, Beritainspiratif.com - Rektor Universitas Padjadjaran periode 1998-2007 Prof. Dr. Abdullah Himendra Wargahadibrata, dr., Sp.An., KIC, meninggal dunia pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung, Kamis (13/2) pukul 22.10 WIB.
Almarhum Prof. Himendra merupakan Rektor ke-9 Unpad. Di bidang akademik, Prof. Himendra merupakan guru besar bidang anestesi pada Fakultas Kedokteran Unpad.
Prof. Himendra mendapat penghormatan terakhir dari sivitas akademika, tenaga kependidikan, serta kerabat di Masjid Al-Jihad kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Jumat (14/2) pagi.
Prof. Himendra lahir di Purwakarta, 11 Februari 1943. Almarhum menjalani studi di Fakultas Kedokteran Unpad pada tahun 1961.
Ada yang unik dalam sosok Prof. Himendra. Selain tercatat sebagai akademisi hingga menjadi Rektor di Unpad, almarhum tercatat pernah menjadi pesepakbola pada kesebelasan Persib pada 1962.
Bahkan, Prof. Himendra pernah menjadi salah satu pemain dari Timnas Junior Indonesia. Ada tiga pertandingan besar yang dihadapi Prof. Himendra saat di Timnas, yaitu Asian Games 1962, Merdeka Games, dan Ganefo 1964.
Walau karier sepakbolanya melejit, Prof. Himendra akhirnya memilih untuk melanjutkan studi di FK Unpad. Ia pun gantung sepatu pada 1973 dan memilih mengabdi sebagai dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan akademisi di Unpad.
Meski demikian, Prof. Himendra tetap aktif menyuarakan semangat dan pemikirannya kepada rekan-rekan di Persib Bandung.
Prof. Himendra terpilih sebagai Rektor ke-9 Unpad pada 1998. Selama 9 tahun kepemimpinannya sebagai Rektor, telah banyak capaian yang diraih Unpad. Salah satunya adalah mengirim delegasi kesenian Unpad untuk tampil di sejumlah negara di Eropa.
Almarhum dikenal sebagai sosok yang ramah dan baik di mata sivitas akademika, tenaga kependidikan, dan koleganya.
Saat menyampaikan pidato purnabaktinya yang digelar di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, pada 11 Februari 2013 silam, Prof. Himendra menegaskan bahwa menjadi pemimpin yang baik tidak hanya mengandalkan kemampuan intelektualnya, tetapi juga amanah, beriman, dan berakhlak mulia.
Salah satu harapan beliau dalam pidato purnabaktinya adalah akademisi Unpad tidak menjadi “menara gading” yang terbenam di laboratorium dan mengacuhkan masyarakat sekitar. Amanah sebagai kaum intelektual harus dijunjung tinggi.
Usai penyampaian penghormatan terakhir, almarhum dimakamkan di komplek pemakaman Syekh Datuk Kahfi Gunung Djati Cirebon.
Kini, sang Playmaker Unpad ini telah tiada. Namun, dedikasi, keilmuan, sikap, dan pemikirannya tetap melekat kuat di sanubari warga Unpad. Selamat jalan Prof. Himendra.*
Laman resmi Unpad