Beritainspiratif.com – Kesuksesan dunia bukanlah ukuran kebahagiaan, karena kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika kita melaksanakan perintah Allah dan merasa sedih jika melakukan dosa dan kemaksiatan.
Begitupun kebahagiaan ketika kita bisa menolong dan berbagi dengan orang lain, karena dari situlah tumbuh sebuah penghargaan dan nilai lebih dari dalam diri kita karena bermanfaat untuk orang lain.
Begitulah kira-kira gambaran yang ada pada diri Endang Taqiyyah (49). Meski ia memiliki suami dengan jabatan Wakil Wali Kota Malang, namun Endang tetap menjalani aktivitasnya sebagai penjual nasi di kantin di dalam lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Kota Malang.
Bagi diri Endang, Harta dan jabatan bukanlah ukuran kebahagian dan bukan hal yang utama, akan tetapi kebahagiaan bagi dirinya adalah dapat berbagi dan bermanfaat bagi orang lain.
Dikutip dari Ikhtisar.net Endang pemilik kantin El Salwa tersebut berjualan hingga malam hari, karena katanya kantin baru ramai sekitar pukul 20.00 WIB, di jam tersebut mahaiswa masih ada kegiatan kampus PKPBA, selesai kegiatan baru mereka makan, kata Endang.
Pelanggannya mahasiswi UIN Maliki semester 1 yang diwajibkan mondok selama satu tahun, dan terkadang dibungkus.
Tiap subuh, Endang ke Pasar Dinoyo utuk berbelanja keperluan kantinnya. Kalau tidak ada kegiatan di Pemkot Malang, Endang pasti ada di kantinnya.
Menurut Endang, jabatan suaminya tidak akan mempengaruhi pribadi dan kegiatannya.
“Saya dan suami menganggap jabatan dan harta hanya amanah dan sementara, tidak dibawa mati. Bapak juga tidak menuntut saya harus begini atau begitu. Saya apa adanya saja,” ujar perempuan asli Pasuruan ini dan Ibu empat orang anak ini.
Endang sudah berjualan nasi di UIN Maliki sejak 2007, saat suaminya Sutiaji masih menjabat sebagai anggota Komisi D DPRD Kota Malang. Meski saat ini Sutiaji menjadi orang nomor 2 di Kota Malang, Endang tetap tidak menutup kantinnya.
Bagi Endang yang juga lulusan UIN Maliki jurusan Tarbiyah ini, kantinnya merupakan pengingat dirinya dan keluarga untuk terus bersikap merendah.
Endang menuturkan tidak malu berjualan nasi, meski saat ini posisinya sebagai isteri Wakil Wali Kota Malang.
“Selama yang saya lakukan halal tidak masalah, bapak pun tidak masalah. Mengenai posisi bapak, Insya Allah saya bisa menyesuaikan diri,” ucapnya.
Endang menerangkan, hidup manusia itu harus ikhlas, dan jangan memandang rendah orang lain, apalagi membanggakan jabatan dan harta.
“Hidup ini ujungnya kematian, jabatan dan harta tidak ikut dibawa. Jadi saya mencoba memandang jabatan suami saya ini sebagai cara mencari ridho Allah SWT,” pungkas Endang. *