Bandung, Beritainspiratif.com - Bisnis dekorasi pernikahan atau Weding Decoration di Indonesia, ikut terdampak wabah virus Corona atau COVID-19 yang berasal dari China, karena sebagian besar materi dekorasi seperti properti, lampu dan bunga segar diimport dari negeri tirai bambu tersebut.
Ketua Asosiasi Pengusaha Dekorasi Indonesia (ASPEDI) Jabar 2 Buwana Oejeng Solehwargana mengatakan, para dekorator Indonesia masih ketergantungan pada properti dari China. Selain harganya terjangkau, properti produk China sangat variatif dan belum terfikirkan oleh pengrajin lokal.
"Properti dekorasi. dari China harganya cukup terjangkau. Banyak varietas bunga segar di China, yang belum bisa ditanam di Indonesia. Namun dengan mewabahnya virus Corona import properti dan bunga segar tertahan," kata Buwana di Bandung, Senin (24/2/2020).
Menurut Buwana, kondisi seperti sekarang ini justru memberikan dampak positif bagi dekorator untuk memanfaatkan produk lokal.
"Sekarang kesempatan petani bunga lokal seperti di Brastagi, Lembang dan Malang sudah mulai menanam berbagai varietas bunga untuk kebutuhan Jawa Barat. Para pengrajin di Plered Purwakarta juga mulai dilirik, yang tadinya vas bunga menggunakan plastik/ fiber dari China kini menggunakan keramik dari Plered," ujarnya.
Karena itu lanjut Buwana, pada Rapat Kerja Nasional ASPEDI tahun 2020 di Bandung, tehnik dekorasi dengan materi lokal menjadi salah satu topik bahasan dalam acara pelatihan, talkshow dan seminar.
Topik bahasan lainnya adalah tehnik cara merangkai bunga yang baik tapi efisien, public speaking dan cara nembuat konstruksi pelaminan yang baik sesuai dengan konsep yang diminta oleh klien.
"Sesuai dengan tema ASPEDI untuk negeri, tujuan rakernas antara lain membantu meningkatkan ekonomi dan sumber daya manusia serta pemberdayaan sumberdaya lokal," ucapnya.
Rakernas yang berlangsung dari tanggal 25-27 Februari mendatang, akan dihadiri 450 dekorator dari 720 perusahaan se Indonesia.
Ketua Umum DPP ASPEDI Agung Haryono mengungkapkan, potensi usaha dekorasi sangat besar.
"Dibidang pernikahan, perputaran uang sudah mencapai Rp18 triliun, biaya untuk dekorasi merupakan terbesar kedua setelah catering.
"Perputaran uang disitu (dekorasi) sangat besar, belum termasuk dekor di kampung. Potensinya luar biasa," pungkasnya.
Aspedi merupakan wadah bagi owner dekorator pernikahan Indonesia, untuk saling tukar menukar informasi dan membuka jaringan.
(Ida)