Bandung, Beritainspiratif.com - Jawa Barat sejak tahun 2011 sudah memasuki era bonus demografi, artinya bahwa saat ini penduduk yang dalam usia produktif kini jauh lebih besar dibanding usia yang tidak produktif.
Menurut Sekretaris Daerah provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, saat ini sekitar 64,7 persen penduduk Jawa Barat merupakan usia produktif.
"Bonus demografi ini harus dimanfaatkan dan Jawa Barat punya waktu sampai tahun 2035. Lewat dari itu, usia yang tidak produktif akan lebih banyak lagi dibanding yang produktif," kata Iwan pada forum perangkat daerah Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Jawa Barat di Bandung, Selasa (25/2/2020).
Jawa Barat juga masih menyisakan 1,9 juta pengangguran di ahir tahun 2019. Ini menjadi tantangan, karena dalam mengentaskan 1,9 juta pengangguran, tidak bisa hanya melalui program pemerintah.
"Semua harus bahu membahu dalam mengatasi masalah pengangguran ini. Harus ada intervensi dari pemerintah, bagaimana semua pengusaha bisa terfasilitasi dengan baik," ujarnya.
Dalam arahannya, Sekda meminta Disnakertrans Jabar menyusun daftar pekerjaan yang kritis.
Saat ini lanjut Setiawan, Jawa Barat tidak memiliki daftar jabatan-jabatan prioritas yang kritis dan harus disiapkan.
"Kita list semua daftar pekerjaan tersebut. Ini lho yang dibutuhkan untuk mencapai visi misi Jawa Barat. Dan inilah yang harus kita link-kan dengan dunia pendidikan. Jabatan itu yang 5-10 tahun kita butuhkan. Jangan sampai gak nyambung," ujar dia.
Menanggapi arahan tersebut, Kepala Disnakertrans Jabar M. Ade Afriandi mengakui kelemahan diinternal, tidak berusaha mencari informasi job yang dibutuhkan industri baik di dalam maupun luar negeri.
"Itu yang sedang kita dorong melalui Jabar Migran Service Center (JMSC). Kita mulai dengan menelusuri siapa yang ingin bekerja setelah lulus sekolah, yang ingin bejerja ke luar negeri. Job apa saja yang dibutuhkan. Kalau itu dapat nanti di link kan sehingga matching," ucapnya.
Karena itu lanjut Ade, melalui forum OPD ini pihaknya ingin membangun benang merah antara misi gubernur dengan misi bupati walikota di Jabar, karena tujuannya sama bagaimana menurunkan pengangguran di Jabar.
"Kita bangun persepsi yang sama, bahwa pengangguran di Jabar ditentukan oleh pengangguran di kabupaten/ kota. Kita bersinergi, tinggal mana yang jadi core bisnis provinsi, kabupaten dan kota. Nanti kita kemas dalam program bersama, untuk menurunkan angka pengangguran," pungkas Ade.
(Ida)