Bandung, Beritainspiratif.com - Coronavirus Disease (Covid-19) yang melanda dunia, termasuk Indonesia, membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan Work From Home (WFH) atau bekerja di rumah.
Bagi sebagian pengusaha, kondisi sekarang menjadi pukulan sekaligus tantangan. Bahkan sejak WFH diberlakukan mulai ada pengusaha yang komplain karena sales turun, orang-orang menjadi kurang produktif, hingga project batal. Bahkan terdapat bayang-bayang resesi ekonomi yang bisa terjadi di Indonesia setelah virus corona ini berakhir.
Menanggapi keluhan dari pelaku startup, Direktur Inkubator Bisnis The Greatur Hub Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Dina Dellyana, membagikan tipsnya agar startup tetap tumbuh di era corona.
“Saya membaginya menjadi dua. Strategi ke dalam dan keluar perusahaan,” ujar Dina, Selasa (31/3/2020).
Baca Juga:50-startup-presentasikan-bisnis-di-hadapan-32-venture-capital-dalam-dan-luar-negeri
Untuk strategi ke dalam perusahaan, ada lima hal yang harus diperhatikan. Yakni:
- Pastikan Kinerja dan Produktivitas WFH
Dina mengatakan, tidak semua pekerjaan bisa dikerjakan di rumah. Untuk itu, pelaku startup baiknya mendesain ulang target baru dalam mingguan serta meredefinisi arti kata “selesai”.
Lalu kemudian, desain ulang cara melaporkan pekerjaan. Pilihlah bentuk laporan yang lebih efektif. - Libatkan karyawan
Karyawan merupakan aset. Agar perusahaan tumbuh positif, libatkanlah karyawan. Misalnya menjaga komunikasi dengan menanyakan kondisi kesehatan, kesehatan mental, dan lainnya.
Lalu, komunikasi dengan karyawan mengenai skenario terburuk hingga terbaik di era Covid-19 ini. - Inovasi produk
Hal yang bisa dicoba adalah inovasi dengan membuat produk baru memanfaatkan sumber daya dan kemampuan yang ada untuk mendapatkan sumber pendapatan baru.
Misal dalam bidang food and beverage, membuat produk yang lebih tahan lama. Kemudian di bidang fesyen, bisa bergeser dengan membuat alat pelindung diri (APD) bagi staf medis.
Baca Juga:Pengoperasian-moda-transportasi-publik-di-masa-pandemi-harus-dikelola-dengan-baik
Sedangkan untuk musik bisa membuat pertunjukan online dengan sistem berbayar ataupun gratis. Atau di bidang digital dan aplikasi bisa membuat aplikasi sederhana yang mendukung situasi sekarang.
- Alihkan anggaran pemasaran
Saat ini, semua orang semakin dekat dengan gadgetnya. Untuk itu, alihkan anggaran pemasaran ke online. Namun pertahankan serendah mungkin iklan berbayar dan penggunaan influencer. - Strategi Keuangan
“Definisikan kembali strategi keuangan. Perhatikan positif cash flownya. Margin ga usah terlalu besar, yang penting keluarkan itu produk,” tutur Dina.
Selain itu, pangkas cost yang tidak penting. Jika suatu saat ada persoalan sehingga memengaruhi keuangan, yang harus berkorban adalah pemilik dan jajaran atas perusahaan.
“Jangan berpikir memotong gaji karyawan. Tapi setengah gaji bos-bosnya disumbangkan ke bawah,” kata dia.
Sebab jika para karyawan ini tidak memiliki pekerjaan, akan memberi dampak lebih besar terhadap resesi ekonomi.
Selain itu ada lima strategi yang ditawarkan Dina untuk eksternal perusahaan. Karena bagaimanapun customer tetap harus dijaga. Kelima strategi itu yakni:
- Manfaatkan Omnichannel
Dina mengatakan, pada era Covid-19 ini, ada baiknya memanfaatkan omnichannel dengan mengintegrasikan aktivitas di situs web, aplikasi, media sosial, e-commerce, dan saluran lainnya yang dimiliki perusahaan. - Saluran online pelanggan
Buatlah konten yang menarik seperti konten-konten sosial nan informatif tentang EFH dan kesehatan.
Kemudian ciptakan interaktif agar pelanggan ada terlibat. Misalnya dengan IG live, webinar, IG TV, dan lainnya. - Berikan bantuan dan jaminan pelanggan
Pada era Covid-19, trust menjadi sesuatu yang harus dijaga. Sebab ada kalanya pasar merasa ragu untuk membelanjakan uangnya karena berbagai hal. Misal, khawatir barang tidak sampai.
Untuk itu, beritahukan pelanggan tentang dampak Covid-19 terhadap produksi dan pengiriman. Bisa juga dengan membuka komunikasi langsung ke pelanggan via chat atau telepon.
- Kolaborasi
Kolaborasilah dengan startup lain. Bisa dengan membuat cross selling atau promosi, program bundling, hingga aksi sosial, seperti membantu petugas medis. - Ubah model laba
Terakhir, tawarkan pada konsumen paket berbeda dengan harga dan penawaran berbeda. Lalu jual banyak barang dengan harga serendah mungkin, untuk meningkatkan pembelian impulsif.
Izinkahlah pelanggan membayar apa yang mereka gunakan. Ada baiknya juga keluarkan harga yang fleksibel dan paket.*
Sumber: Media Relations SBM ITB