BANDUNG. Bank Indonesia (BI) menyatakan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2017 tetap terkendali sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0 persen plus minus 1 persen.
Inflasi IHK pada September 2017 tercatat sebesar 0,13 persen (mtm) atau 3,72 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi September tiga tahun terakhir sebesar 0,15 persen (mtm).
"Berdasarkan komponen, inflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi kelompok inti dan kelompok administeres prices. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan bulan September tercatat sebesar 2,66 persen (ytd)," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Agusman, Kamis (5/10).
Inflasi inti tercatat sebesar 0,35 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar 0,28 persen. Kenaikan harga dalam kelompok ini terutama disumbang oleh uang kuliah akademi atau perguruan tinggi, uang sekolah dan emas perhiasan. Secara tahunan, inflasi inti tercatat rendah, yaitu 3,00 persen (yoy).
Kelompok harga yang diatur pemerintah (administeres prices) juga tercatat inflasi sebesar 0,15 persen (mtm) meningkat dibandingkan dengan bulan lalu deflasi sebesar 0,48 persen (mtm).
"Inflasi administered prices pada September 2017 disumbang oleh meningkatnya harga beberapa jenis rokok. Secara tahunan, inflasi administeres prices mencapai sebesar 9,32 persen (yoy)," jelasnya.
Sementara kelompok harga bergejolak (volatile food) tercatat deflasi sebesar 0,67 persen (mtm), melanjutkan deflasi bulan lalu sebesar 0,87 persen (mtm). Deflasi terutama bersumber dari kelompok hortikultura dan komoditas daging ayam serta telur ayam ras. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat rendah, yaitu 0,47 persen (yoy).
"Ke depan, inflasi diperkirakan akan tetap terkendali pada level yang rendah dalam kisaran sasaran yang ditetapkan. Koordinasi kebijakan antara Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat dalam pengendalian inflasi," tandasnya. (gan)