BANDUNG. Bank Indonesia (BI) menilai permasalahan kredit yang masih lambat dikarenakan faktor supply dan demand yang terjadi.
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan permasalahan supply dari perbankan setahap demi setahap sedang diatasi. Mulai dari likuiditas dikendorkan, suku bunga diturunkan, dan batasan-batasan makroprudensial dikendorkan, bahkan akan diperluas financing to funding rationya.
"Kami juga koordinasi dengan OJK (Ototitas Jasa Keuangan) bagaimana mempercepat realisasi kredit. Itu faktor-faktor supply nya yang memang seperti itu," ujar Perry kepada BeritaInspiratif, Kamis (5/10).
Dia menjelaskan, perluasan financing to funding ratio dilakukan BI, dikarenakan konsolidasi perbankan terhadap faktor supply masih berlangsung.
"Sehingga pembiayaan sektor keuangan, karena tidak hanya terbatas kredit supaya di perluas kepada yang lain-lain. Dengan demikian ekonomi bisa lebih cepat," jelasnya.
Sementara itu, faktor demand yang dikerjakan adalah kerjasama dengan pihak pemerintah. BI mendorong supaya permintaan naik dengan menurunkan suku bunga. Dengan begitu, sambung Perry, orang-orang bisa lebih mudah mendapatkan pendapatan dalam bentuk kredit konsumsi maupun yang lain.
"Untuk produksi, suka bunga supaya rendah, investasi bisa lebih cepat," ungkapnya.
Dia menambahkan, langkah-langkah yang dlakukan BI tersebut dengan harapan pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan akan naik.
"Tentu saja kegiatan ekonomi akan berlanjut dan juga fungsi-fungsi intermediasi itu akan berlangsung," tandasnya. (gan)