BANDUNG. Risiko stabilitas keuangan Jawa Barat pada Agustus 2017 terpantau menurun. Hal itu tercermin dari membaiknya pertumbuhan kredit dan menurunnya risiko kredit.

"Pertumbuhan kredit lokasi proyek di Jabar meningkat dengan nominal Rp 585,92 triliun dengan pertumbuhan sebesar 8,12 persen (yoy) setelah pada akhir triwulan II 2017 hanya tumbuh sebesar 6,76 persen (yoy)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar, Wiwiek Sisto Widayat di Bandung, Selasa (10/10).

Sementara itu, risiko kredit terlihat menurun, dengan menurunnya rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 3,53 persen dari akhir triwulan ke-II 2017 sebesar 3,61 persen.

Dari sisi korporasi, penyaluran kredit terpantau kembali meningkat dengan pertumbuhan 1,90 persen (yoy). Namun di sisi lain, perlu di waspadai peningkatan pada NPL korporasi sebesar 5,64 persen.

"Khusus NPL kita harus agak hati-hati, karena trend nya sudah naik lagi. Kita akan dorong secara intensif terkait dengan NPL ini, sektor-sektor mana saja atau bank-bank mana saja yang mengalami peningkatan," ungkapnya.

Dia menambahkan, pada sisi rumah tangga, penyaluran kredit juga teihat meningkat sebesar 14,62 persen (yoy).

"Rasio NPL pada sisi rumah tangga stabil dan relatif rendah sebesar 2,19 persen," pungkasnya. (gan)