Bandung, Beritainspiratif.com - Pandemi Covid-19 memaksa sejumlah orang tua untuk menunda jadwal imunisasi anaknya ke klinik maupun rumah sakit. Akibatnya, selama masa pandemi belum usai, banyak anak-anak tidak melakukan imunisasi wajib sesuai yang ditetapkan pemerintah.
Hal ini disebabkan adanya ketakutan untuk membawa anak keluar rumah karena takut tertular Corona. Padahal, menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M., imunisasi tetap wajib dilakukan meskipun di tengah pandemi.
“Anak-anak itu harus kuat, sehingga tidak boleh ketinggalan imunisasi lainnya,” ujar Prof. Kusnandi saat ditemui di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eijkman No. 38, Bandung, Rabu (15/7) yang diungkap di situs resmi Unpad.
Baca Juga:Guru-besar-unpad-prof-nury-effendi-ditetapkan-jadi-anggota-bsbi
Dampak utama yang ditimbulkan jika ketinggalan jadwal imunisasi adalah menurunnya daya tahan tubuh. Pemerintah sendiri menganjurkan 5 imunisasi yang wajib diberikan pada anak. Setiap vaksin memiliki peran untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga memberikan efek perlindungan maksimal dari penyakit berbahaya.
“Kalau daya tahan tubuh rendah, anak akan gampang kena Covid-19,” tegasnya.
Orangtua berperan penting dalam menjaga keselamatan anak saat melakukan imunisasi. Prof. Kusnandi menganjurkan agar anak juga didorong untuk mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker hingga melakukan pembatasan fisik saat berada di lokasi imunisasi.
Baca Juga:Unpad-terus-sosialisasikan-rekrutmen-sukarelawan-uji-vaksin-covid-19
Sehabis dari luar, diwajibkan bagi orangtua maupun anak untuk langsung membersihkan diri. Pakaian harus langsung dicuci atau disimpan di tempat cucian yang tertutup. Selanjutnya adalah membiasakan diri untuk mandi sebelum beraktivitas di dalam rumah.
“Mau tidak mau, kita harus membiasakan diri dengan situasi seperti ini,” kata Prof. Kusnandi.
Prof. Kusnandi juga mendorong orangtua harus menyiapkan nutrisi yang baik bagi buah hati. Memaksimalkan pemberian ASI pada bayi hingga memakan makanan yang sehat wajib dilakukan. Selain itu, anak jangan dibiasakan untuk dibawa beraktivitas ke sembarang tempat.
Tonton Video Valorant Indonesia:Carry Dong ke Platinum
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan rekomendasi pelayanan pemberian vaksin rutin pada anak selama wabah akut Covid-19 terjadi. Petugas kesehatan harus memperhatikan ventilasi yang cukup di lokasi imunisasi. Selain itu, petugas sebelumnya telah dinyatakan bebas Covid-19 berdasarkan ada atau tidaknya gejala yang dirasa serta riwayat perjalanan dan kontak yang pernah dilakukan.
Ruang tunggu pada klinik harus memiliki jarak antara 1 – 2 meter. Petugas pemberi vaksin/dokter juga harus mengenakan alat pengaman sesuai protokol kesehatan, utamanya masker medis dan sarung tangan yang wajib diganti setiap habis melaksanakan tindakan. Jika sarung tangan tidak tersedia, pemberi vaksin wajib memastikan tangannya bersih saat melakukan tindakan. (*)