Jakarta, Beritainspiratif.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ingin melibatkan Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk membantu sosialisasi protokol kesehatan terutama perubahan perilaku di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) berkaitan tentang penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta, Senin (3/8/2020).
Baca Juga:psbb-di-bodebek-diperpanjang-hingga-16-agustus-2020
Lebih lanjut, Presiden sampaikan bahwa ada kekhawatiran di masyarakat beberapa waktu ini mengenai peningkatan kasus maupun karena ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang makin banyak.
“Kita tahu sampai kemarin, sudah ada 111.000 lebih kasus dengan case fatality rate 4,7% dan angka kematian di Indonesia ini lebih tinggi 0,8% dari kematian global. Ini saya kira yang menjadi PR besar kita bersama,” tutur Presiden.
Kepala Negara juga menyampaikan bahwa case recovery rate di Indonesia berdasarkan data terakhir adalah 61,9%, yang ini bagus karena terus meningkat angkanya.
Untuk itu, Presiden menekankan kembali soal protokol kesehatan terutama perubahan perilaku di masyarakat yang harus betul-betul menjadi perhatian.
“Saya ingin fokus saja, seperti yang saya sampaikan yang lalu. Mungkin dalam dua minggu ini kita fokus kampanye pakai masker, nanti minggu dua minggu berikut kampanye mengenai jaga jarak atau cuci tangan misalnya. 2 minggu berikut tadi,” jelas Presiden seraya menyampaikan bahwa sosialisasi terus-menerus dan tidak dicampur urusan cuci tangan, jaga jarak, tidak berkerumun, dan pakai masker.
Kalau bersamaan, menurut Presiden, mungkin tidak bisa ditangkap seluruhnya kalangan masyarakat. Oleh karenanya, Presiden sampaikan keinginan untuk melibatkan PKK.
“Kalau ibu-ibu siap, saya kira PKK ini juga sangat efektif untuk door to door urusan masker. Urusan perubahan perilaku ini betul-betul harus kita lakukan dengan komunikasi mungkin di TV dan di mendsos dan lain-lain secara masif dalam 2 minggu ini dengan cara-cara yang berbeda,” tandas Presiden. [Setkab.ri] ***