Bandung, Beritainspiratif.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya berinovasi dalam pengelolaan sampah, agar masyarakat bisa mengelola sampah dari sumbernya.
Salah satunya dengan metode waste to food. Metode ini yaitu mengolah sampah dapur menjadi pupuk, kompos basah dan kering. Lalu, pupuk atau kompos kembali lagi ke alam untuk menyuburkan tanaman.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial saat menerima 17 Ketua RW di Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik di Pendopo Kota Bandung, Jln. Dalem Kaum, Kamis (6/8/2020) malam.
Baca Juga:Gelar-operasi-pengawasan-satpol-pp-jabar-masker-untuk-keselamatan-diri-dan-orang-lain
Ia menunjuk Kelurahan Sukamiskin dan Kelurahan Cihaurgeulis sebagai percontohan dalam mengelola sampah menggunakan konsep waste to food.
Wali kota Bandung mengundang para Ketua RW di Kelurahan Sumamiskin, Kecamatan Arcamanik yang didampingi Lurah Sukamiskin Farida Agustini untuk berdiskusi menyampaikan pengalaman dalam pengelolaan sampah di setiap wilayahnya.
Diskusi diawali dengan sharing penerapan Kang Pisman yang disampaikan oleh 4 perwakilan Ketua RW masing-masing Ketua RW 01 Wawan, Ketua RW 02 Deni, Ketua RW 09 Dandan dan Ketua RW 13 Yayan Istiandi.
Tonton: Video Liputan Walikota Bandung Menerima Kunjungan 17 Ketua RW Sukamiskin
Usai sharing dari Ketua RW, Walikota Bandung menerima Produk Kang Pisman dari RW 01 berupa Lukisan, dari RW 09 berupa Sabun dan dari RW 13 berupa minuman kesehatan Taragon
Walikota Bandung dalam pesannya menyampaikan senang dan bangganya dengan yang ditunjukkan oleh RW Kelurahan Sukamiskin.
“Kemajuan ini menjadi spirit bagi saya yang memiliki sebuah ekspektasi. Dari visi misi Bandung yang unggul, nyaman, sejahtera dan agamis itu sedang bergerak,” tuturnya.
Menurutnya, ini merupakan bentuk kepedulian menjaga kebersihan. Tak sekadar bersih, tetapi juga ramah lingkungan dan membuat Kota Bandung semakin cantik.
Baca Juga:Walikota-bandung-kenalkan-organik-tower-garden-kepada-17-ketua-rw-sukamiskin
“Saya semakin semangat. Apa yang sudah dilakukan ini, dalam rangka melaksanakan tugas dan kepedulian,” tuturnya.
Walikota Bandung menunjuk Kelurahan Sukamiskin dan Kelurahan Cihaurgeulis sebagai percontohan dalam mengelola sampah menggunakan konsep waste to food.
Senada disampaikan juga oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Kamalia Purbani, dua kelurahan yang terpilih menjadikan model untuk pengimplementasian Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah)
“Kami jadikan model impelementasi Kang Pisman. Kita harap ini ditingkatkan lagi menjadi lebih terpadu. Kita uji coba untuk waste to food,” ujarnya.
Untuk itu perlu sosialisasi, alat untuk mengelola sampah, sistem yang terpadu dan partisipasi warga yang wajib untuk memahami pengelolaan sampah itu.
“Kita dorong warga untuk fokus kepada kurangi sampah. Kami berikan pelatihan pemanfaatan sampah,”katanya.
Ketua RW 01 Kelurahan Sukamiskin, Wawan Setiawan memberikan sedikit pengalamannya. Warga di wilayahnya sudah mengelola sampah mulai dari sumbernya. Hal itu melalui proses edukasi yang cukup panjang.
“Setelah ada pendampingan (dari dinas terkait), per hari kita pilah sampah. Skala RW ini 40 persen, masyarakat diberikan fasilitas seperti ember dan sebagainya untuk mengelola sampah. Kita sortir lagi setiap hari, sehingga ketika jam 10 itu sudah tuntas,” jelasnya.
Dalam prosesnya, lanjut Wawan, di RW 01 itu diolah sehingga menghasilkan makanan untuk magot, menghasilkan kompos sehingga bernilai ekonomi. “Kita olah untuk pakan magot. Keduanya pakai kompos, jadi ada nilai ekonominya, bisa dijual hasil itu,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, jumlah sampah di wilayahnya mencapai 80-140 kilogram per hari. Kemudian dipilah untuk dijadikan kompos.
Ketika belum mengolah sampah, setiap harinya petugas kebersihan mengangkut 3 kali sampah. Namun setelah sampah dikelola, hanya satu kali angkut.
“Dulu 3 kali angkut, sekarang sekali angkut. Kita manfaatkan mesin inovasi yang dibuat warga. Seperti mesin cacah daun buatan sendiri dari bekas mesin 'jetpump' yang dimodifikasi,” katanya.
Hadir dalam acara tersebut Walikota Bandung, Kepala DLHK, Dirut PD Kebersihan, Kabid DLHK, Sesepuh dan tokoh masyarakat serta para pendamping Kang Pisman dari DLHK.
Pada bagian akhir acara Walikota Bandung memperkenalkan pengolahan sampah organik dengan metode Organik Tower Garden (OTG) untuk sampah dapur.
Yanis