Bandung, Beritainspiratif.com - Jawa Barat saat ini masih kekurangan 400 ribu ton beras, untuk memenuhi kebutuhan sekitar 50 juta jiwa penduduk provinsi ini.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, kebutuhan beras Jawa Barat per tahun mencapai 6,3 juta ton, dengan asumsi 128 kg/ orang/ tahun.
Baca Juga:Subsidi-upah-rp600-ribu-untuk-peserta-aktif-bpjs-ketenagakerjaan
Sementara, produksi Jawa Barat hanya 5,9 juta ton, sehingga masih kekurangan sekitar 400 ribu ton.
"Kekurangannya didatangkan dari daerah lain dan eksport dari Vietnam, " kata Emil sapaan Ridwan Kamil ketika menyaksikan panen raya padi hasil metode jamu organik Biogro, di Cibeber kota Cimahi, Kamis (27/8/2020).
Jamu biogro adalah jamu organik penyubur tanaman, hasil penelitian Prof. Sooriya Murthy.
Berdasarkan hasil uji coba di Cibeber Cimahi, metode Biogro mampu menghasilkan beras hingga dua kali lipat dibandingkan dengan metode lama.
Menurut Emil dengan metode baru ini produksi beras tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan Jawa Barat, tapi juga bisa membantu daerah lain yang masih kekurangan.
"Dengan Biogro kami berhasil mendua kali lipatkan produksi beras, dari sebelumnya hanya 5-6 ton gabah kering panen (gkp) per hektar menjadi 10-11 ton gkp per hektar, " ujarnya.
Emil berharap kedepan seluruh sawah di Jawa Barat menggunakan metode biogro, sehingga mampu menghasilkan 10-11 ton gkp per hektar.
"Saya titip kepada Kadis pertanian Cimahi dan Jabar agar seluruh sawah bisa menerapkan metode biogro, sehingga di ahir 2021 Jawa Barat bisa surplus beras, " ucap Emil.
Pada kesempatan yang sama Wali Kota Cimahi Ajay M. Priatna menuturkan
saat ini baru 35 hektar sawah di kota Cimahi yang menerapkan metode Biogro. Para petani yang menggarap sawah tersebut, mendapat bibitnya secara gratis.
"Kami berharap luas lahan sawah yang menggunakan metode jamu organik Biogro bertambah, " imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar Dadan Hidayat menyatakan, metode jamu organik Biogro dapat menjadi salah satu solusi Jabar untuk menjaga ketahanan pangan.
“Hari ini kita bisa menyaksikan panen raya dengan menggunakan metode jamu organik Biogro, memang pertanian kedepan akan menggunakan teknologi,” katanya.
Penemu Biogro Sooriya Murthy menjelaskan disamping produksi meningkat, beras yang dihasilkan fengan metode ini juga lebih sehat karena kadar gula dalam beras rendah.
"Petani tidak perlu kuatir akan gagal panen. Kita sudah demonstrasi di Garut pada areal sawah yang sempat gagal panen akibat limbah kulit. Dengan metode Biogro, padi yang ditanam pada sawah yang terkena limbah tersebut, dapat tumbuh subur dan menghasilkan 9 ton gkp per hektar, " jelas dia.
(Ida)