Majalengka, Beritainspiratif.com – Kandidat Gubernur Ridwan Kamil terbang dengan paralayang di kawasan Gunung Panteun, Majalengka, Minggu sore (17/3).
Acara ini dadakan, karena sebelumnya tak ada di agenda blusukan. Saat dalam perjalanan ke sirkuit Cibatu, Kang Emil, sapaan Wali Kota Bandung ini, kepincut saat melihat di langit Majalengka beterbangan paralayang.
“Saya pengen nyobain terbang, meski takut ketinggian,” ujarnya beberapa saat setelah turun dari mobilnya dan melihat pemandangan di atas kaki Gunung Panteun.
Dengan mengendarai motor, Kang Emil menuju Gunung Panteun, tempat lokasi paralayang diterbangkan.
Perjalanan sekitar 20 menit dari sirkuit Cibatu, sampailah Kang Emil di kawasan Paralayang. Mengetahui kehadiran Kang Emil, pengunjung objek wisata itu pun berebut swafoto.
Di sana pun, tanpa sengaja, Kang Emil bertemu dengan calon Bupati nomor urut satu Maman Imanulhaq. Keduanya punya agenda yang sama yakni terbang dengan paralayang.
Selanjutnya Kang Emil terbang bersama instruktur paralayang berlisensi tandem, Aris 51 tahun. Sekitar 25 menit, Kang Emil menyusuri langit biru dan menikmati keindahan alam Majalengka. Paralayang yang ditungganginya mendarat di lapangan sepakbola Majalengka. Wajahnya tampak berseri-seri.
“Luar biasa, terbang dengan paralayang menguji sensasi adrenalin saya. Terus terang saya takut ketinggian, tapi ngawanikeun diri (memberanikan diri), untuk mempromosikan kawasan wisata ini,” ujarnya.
Dia mengaku puas dapat terbang dengan paralayang. Ini adalah pengalaman pertama baginya. Dia berjanji akan datang lagi bersama ibu Cinta Atalia Pratatya.
“Bu Cinta suka sekali dengan olahraga yang menantang adrenalin,” ujar Wali Kota Terbaik 2017 versi Kemendagri ini.
Emil menjelaskan, sebenarnya masalah pariwisata di Jabar adalah masalah menjual dan packaging atau kemasan. Dia mencontohkan, saat berwisata ke Jepang, dia beli moci Rp 200 ribu isinya hanya 6 biji. Tapi kemasannya cantik dan menarik, sehingga menarik untuk dibeli sebagai buah tangan.
Nah, di Majalengka, potensi wisata alamnya luar biasa. Hanya belum digarap secara maksimal. Di Gunung Panteun ini misalnya kalau dikemas menjadi paket tour wisata, maka akan tumbuh ekonomi baru, seperti penginapan, warung-warung ramai, resto juga tumbuh dan hotel-hotel dibangun di kota ini.
“Saya kaget saat datang ada lokasi paralayang, paraland dimana disana ada outbond dan penginapan, juga wisata satwa. “Kalau packagingnya bagus, ini bisa menjadi tour wisata yang menarik,” ujarnya.
(Yones)