Majalengka, Beritainspiratif.com – Pembangunan Majalengka yang kaya akan potensi wisata dan keindahan alamnya, harus berfokus pada pariwisata. Kegiatan pariwisata itu akan memberikan dampak multiplier bagi pertumbuhan ekonomi disekitarnya, seperti guide tour, penginapan, warung, dan sebagainya.

Kandidat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan hal itu saat berdialog dengan wartawan di Majalengka, Ahad (18/3).

 

Menurut Emil, meningkatkan pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan potensi yang besar, yakni transformasi.

“Bahayanya, jika masyarakat tidak disiapkan untuk menghadapi transformasi ini,” ujar Wali Kota terbaik 2017 versi Kemendagri ini.

Emil menegaskan, ketika pembangunan dijalankan, infrastruktur dibangun, bandara dibangun, maka masyarakat di dalamnya harus diikutsertakan. Jangan sampai ada masyarakat yang ketinggalan menikmati pembangunan. “Jangan sampai rakyat Majalengka menjadi penonton di daerahnya sendiri ketika industri sudah masuk ke sini,” kata Kang Emil sapaan akrab ayah dua anak ini.

Dia mencontohkan, di Bekasi industrinya maju, tetapi pemuda di sana mengeluhkan sulitnya lapangan kerja.

 

Setelah ditelisik, ternyata para pekerja yang mengisi perusahaan, pabrik industri di sana adalah masyarakat di luar Bekasi.

“Nah, itu jangan sampai terjadi di Majalengka, makanya SDM Majalengka harus disiapkan betul, karena 5 tahun ke depan Majalengka akan menjadi kota yang sarat dengan industri setelah bandara Kertajati dioperasikan,” ujar dia.

Dalam dialog santai dengan wartawan itu, ada juga wartawan yang mengeluhkan masalah beralihnya fungsi lahan ketika bandara Kertajati mulai dibangun. Karenanya dia menanyakan, konsep apa yang akan ditawarkan Kang Emil jika dirinya menjadi Gubernur.

Menanggapi hal itu, Kang Emil menjelaskan, alih fungsi lahan adalah soal penegakan hukum dan goodwill dari pimpinan di daerahnya.

 

Dia mengaku pernah menggagalkan IMB lebih dari 12 apartemen saat memimpin Bandung. Alih fungsi harus sesuai dengan tata ruang, kalau tidak sesuai harus dilawan.

“Saya akui banyak godaan gratifikasi terkait jabatan saya. Tapi saya selalu inget orang-orang yang saya sayangi, Ibu saya, istri saya, anak-anak saya. Itu yang membentengi bathin saya dari godaan jabatan,” ujar Kang Emil.

Untuk membentengi jabatan dirinya dan anak buahnya, maka dalam memimpin Bandung, lanjut Kang Emil, dia membuat berbagai tim ahli yang membantunya memutuskan kebijakan ditambah dengan penerapan teknologi.

Diantaranya, e-budgeting, aplikasi hibah bansos, aplikasi yang dapat menemukan orang yang kurang produktif .

“Setelah diterapkan aplikasi ini, terciduk 1000 PNS yang kurang produktif kinerjanya. Reward-nya, saya potong gajinya. Dan sejak itu, ASN giat bekerja,” ucap dia sambil tersenyum. (Yones)