Bandung, Beritainspiratif.com-Ketua Departemen FSRD UPI Bandi Sobandi menilai dalam rangka memvalidasi kurikulum yang tengah dibahas, Fakultas Seni Rupa dan Desain UPI pelu menggelar seminar bertajuk sinkronisasi kurikulum Desain Komunikasi Visual FSD-UPI dengan Dunia Industri yang digelar di kampus UPI, Senin (26/3)
Seminar bertujuan mendengar masukan dari berbagai kalangan, diantaranya akademisi, praktisi termasuk dunia usaha.
Bandi mengatakan harus ada kesamaan kurikulum dari setiap perguruan tinggi untuk jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) , sehingga ada standarisasi ketika alumninya mendaftar ke perusahaan tertentu.
"Jadi jangan ada perlakuan yang berbeda dari satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lainnya, dari jurusan yang sama ketika melamar pekerjaan pada khususnya," tandas Bandi.
Bandi mencontohkan, dalam kurikulum itu 75% muatan nasional dan 25% muatan lokal, sehingga muatan lokal itulah yang bisa dikembangkan sesuai dengan perguruan tinggi masing-masing dan tidak harus seragam.
Sementara itu dosen DKV-FSRD ITB Agung Eko Budi Waspada saat menerangkan materi seminar, diantaranya Parpol seharusnya menggandeng kalangan mahasiswa agar poster, spanduk maupun apapun yang ditawarkan kepada masyarakat menjelang Pemilu serentak tidak menjenuhkan, sehingga Parpol juga punya daya tarik dan tidak monoton.
Terkait dengan kurikulum, Agung mengatakan kurikulum di setiap perguruan tinggi tidak harus sama, karena output nya akan berbeda, seperti UPI, ITB, Unpad, UGM, UNM dan lain lainnya memiliki tujuan akhir yang berbeda-beda.
Sementara itu menurut Sarjono/Pujianto dosen DKV Universitas Negeri Malang pengangguran dari DKV pada tahun 2017 mencapaii 704 ribu orang, sementara yang terjun didunia wirausaha hanya 6% selebihnya bekerja di dunia industri sebesar 94%.
"Kreatifitaspreneurship harus ada, sehingga bisa bersaing, jangan hanya ingin bekerja di industri, karena lulusan perguruan tinggi lain pun memiliki hal tujuan serupa, " tegas Sarjono.
Hal senada juga dikatakan Pujiono, ia mencontohkan adanya film Rotasi yang semua posisi seperti kameramen, skenario dan pemain semuanya bisa dijadikan tema skripsi, sehingga semakin kreatif seorang mahasiswa akan semakin cepat pula menyelesaikan kuliahnya.
Pujiono menambahkan selain itu ada sejumlah potensi sejarah di beberapa daerah, candi, relief, promosi daerah, semua itu bisa dijadikan tema skripsi.
Pembicara lainnya Sekjen AIDI Eka Sofyan Rizal menilai di dunia kerja mahasiswa akan berhadapan dengan kalangan yang kurang paham dengan desain sehingga kemampuan untuk menjelaskan dan menerangkan kepada klien harus lebih tajam, kuliah saja tanpa dibarengi dengan belajar secara pengalaman di dunia nyata akan timpang, sehingga mahasiswa diharapkan banyak melakukan pembelajaran, baik di dalam maupun diluar kampus.
Hasil Seminar, dijadwalkan akan kembali dilakukan penelitian dan pembicaraan lebih lanjut untuk segera diterapkan sebagai kurikulum di UPI menjelang penerimaan mahasiswa baru jurusan DKV. (Dudy)