Edhie Baskoro Yudhoyono / Foto: Dok.IPB University
Bogor, Beritainspiratif.com - Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, putra dari Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI ke-6 berhasil menyelesaikan sidang promosi doktornya, pada Kamis, (10/6/2021) lalu. Edhie tercatat sebagai mahasiswa program Doktor Program Studi Manajemen dan Bisnis, Sekolah Bisnis IPB University.
Pada sidang promosinya tersebut, Ibas, begitu panggilan akrabnya, menyajikan hasil penelitian lapangan tentang Strategi Pembiayaan dan Investasi untuk Pengembangan Pariwisata Terpadu yang Berkelanjutan dan Inklusif. Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat ini melakukan penelitian dengan studi kasus pariwisata di Labuan Bajo. Penelitiannya itu dibimbing langsung oleh Prof Hermanto Siregar, Prof Noer Azam Achsani dan Dr Tony Irawan.
Ibas memilih Labuan Bajo karena Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi pariwisata super prioritas dan dikategorikan sebagai wisata super premium. Oleh karena itu, dalam memaksimalkan potensinya, tentu harus diimbangi dengan kebijakan pembiayaan dan investasi yang tepat.
Ibas menjelaskan, penelitian yang dilakukannya bertujuan mengidentifikasi jenis-jenis usaha dan memetakan kendala yang dihadapinya; menganalisis kinerja keuangan para pelaku usaha; menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pelaku usaha; menganalisis estimasi dampak pariwisata terhadap perekonomian dan kesejahteraan; serta merumuskan strategi pembiayaan dan investasi yang sesuai untuk pariwisata terpadu yang berkelanjutan dan inklusif di Kawasan Pariwisata Labuan Bajo.
Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis pendapatan dan rasio keuangan, regresi berganda (ordinary least squares), sistem persamaan simultan, serta Analytical Hierarchy Process (AHP).
“Dari penelitian yang saya lakukan, mayoritas pelaku usaha berskala mikro, bergerak di bidang penyedia makanan dan minuman, serta berbentuk usaha perorangan,” ujarnya.
Selain itu, kata Ibas, pelaku usaha memiliki kinerja keuangan yang cukup baik, namun belum efisien dalam pengelolaan aset lancar. Dirinya juga menyebut, terdapat 13 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pelaku usaha. Variabel-variabel tersebut adalah tingkat pendidikan, bentuk usaha, jenis usaha, skala usaha, lokasi usaha, jarak tempat tinggal ke lokasi usaha, jumlah karyawan, besaran modal awal, sumber pemodalan, akses finansial, adopsi teknologi, keikutsertaan organisasi dan kemitraan usaha.
Melalui penelitiannya itu, Ibas menemukan bahwa peningkatan investasi memberikan dampak yang paling kuat dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan. Menurutnya, strategi pembiayaan dan investasi perlu disusun dengan melibatkan pendapat para pakar dan pemangku kebijakan di tingkat nasional.
“Strategi pembiayaan dan investasi diutamakan dari inisiatif pemerintah yang diharapkan dapat mendorong mekanisme pembiayaan lainnya melalui kombinasi dari swasta, KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha), perbankan, dan lembaga keuangan non-bank,” ujar Ibas yang menyandang gelar Doktor dari IPB University.
Lebih lanjut, Ibas menjelaskan, implikasi manajerial diantaranya perlunya master plan pariwisata yang terpadu, berkelanjutan dan inklusif, serta mengimplementasikan four track strategy (pro-growth, pro-jobs, pro-poor, dan pro-environment) yang memperhatikan aspek 3C (National Connectivity, Regional Cycle dan Global Cycle). Tidak hanya itu, peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) melalui sarana-prasarana dan penguatan kurikulum.
Sementara, dari sisi infrastruktur dan teknologi, perlu diupayakan pengelolaan big data, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, pengembangan teknologi serta aplikasi pendukung pariwisata.
“Diperlukan peningkatan anggaran pemerintah, investasi swasta, serta penguatan peran lembaga keuangan bank dan non-bank,” pungkasnya.
Dari penelitiannya tersebut, Ibas telah berhasil mempublikasikan empat artikel di dalam jurnal ilmiah salah satunya adalah jurnal yang terindeks scopus.
Prof Hermanto Siregar, Ketua Komisi Pembimbing menyatakan, penelitian yang dilakukan Ibas merupakan penelitian yang komprehensif. Menurutnya, penelitian tersebut membahas dari ekonomi mikro, makro dan bahkan mengarah pada tataran pembuatan kebijakan.
“Selamat kepada Saudara Ibas atas capaiannya mendapat gelar Doktor, meskipun disibukkan dengan berbagai pekerjaannya, Saudara Ibas selalu mengupayakan masuk kuliah sehingga kehadirannya di perkuliahan terhitung 100 persen. Sekali lagi selamat kepada Saudara Ibas,” ujar Prof Hermanto Siregar pakar ekonomi yang diungkap dilaman resmi IPB University.
Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga turut mengapresiasi capaian Ibas dalam meraih gelar Doktor. SBY yang juga alumnus IPB University dari bidang Ekonomi Pertanian ini menegaskan, dengan memperhatikan penelitian yang dilakukan putranya tersebut, maka pembangunan perekonomian harus dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan. Tidak hanya itu, pembangunan juga harus mempertimbangkan keadilan sosial masyarakat setempat.
Pada kesempatan yang sama, dirinya juga berharap untuk IPB University.
“IPB University harus terus menjaga reputasinya sebagai perguruan tinggi unggulan. Bagaimanapun, IPB University harus berada pada barisan paling depan dalam pembangunan food security dan semua hal tentang pangan,” pungkasnya.
Terkait investasi, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang turut hadir dalam Sidang Promosi Doktor ini mengatakan, tentang investasi yang inklusif di kawasan pariwisata, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah. Lebih lanjut ia menerangkan, pertumbuhan ekonomi nasional, kontribusinya berasal dari 70 persen dari konsumsi dan 30 persen dari investasi.
“Tidak akan mungkin pertumbuhan ekonomi kita akan melejit lebih dari lima persen jika tidak didukung dengan investasi,” ujar Bahlil.
Disertasi yang ditulis oleh Ibas, katanya, memberikan sebuah gambaran bahwa apa yang dipikirkan oleh Ibas dalam konteks akademik, sejalan dengan yang dilakukan oleh pemerintah. Dirinya berencana, hasil disertasi tersebut akan digunakan sebagai pertimbangan oleh pemerintah.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto menjelaskan, kawasan Labuan Bajo yang menjadi lokasi penelitian untuk bahan disertasi Ibas merupakan kawasan pariwisata bertaraf internasional. Di sisi lain, pengembangan pariwisata di Labuan Bajo diarahkan ke wisata bahari dan ekowisata.
“Ekowisata yang akan dibangun mengusung konsep wisata berkelanjutan, yang diharapkan dapat mendukung pelestarian lingkungan, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan konservatif,” ujar Airlangga.
Yanis