Jakarta, Beritainspiratif.com - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB menyampaikan materi mengenai “Mengenal Lebih Dekat Tentang Penyakit Asam Lambung:Gerd”. Pemaparan materi tersebut diselenggarakan melalui virtual conference yaitu Zoom Meeting.

Prof Ari mengatakan bahwa gangguan Penyakit Dalam, dapat muncul selama pandemi Covid-19 diakibatkan dari terbatasnya aktivitas fisik individu akibat adanya WFH ditambah mengkonsumsi cemilan yang tidak terkontrol. Selain itu, kondisi stres individu akibat tidak bisa beraktifitas dan rasa takut terinfeksi Covid-19 dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes, asam urat, hipertensi, kolesterol, dan asam lambung.

Saat ini di masyarakat terjadi kecenderungan peningkatan penyakit akibat asam lambung (Gerd) yang berhubungan dengan pola makan dan perubahan gaya hidup di dalam masyarakat. Berdasarkan penelitian Prof Ari pada tahun 2006, sekitar 3.78% penduduk di Kota Jakarta terdapat dua gejala utama terjadinya Gerd, yaitu panas dada seperti terbakar dan mulut terasa pahit.

Baca Juga: OJK Tetapkan Pendirian Dana Pensiun Bank Indonesia

Dikutip dilaman resmi UI Selasa (6/7/2021), Prof Ari mengungkapkan, gerd dapat mengganggu pola tidur seseorang.

“Dari survei yang kami lakukan pada 2020, terdapat 41% lebih rendah proporsi pasien tanpa gangguan tidur, dan 7,7% lebih rendah pasien mengalami gangguan tidur seharian pada bulan April-Juni dibandingkan dengan Januari-Maret. Selain itu, sekitar 43,5% pasien mengalami gangguan tidur selama 2-3 hari, dan proporsi pasien dengan gangguan tidur malam 4-7 hari lebih tinggi pada bulan April-Juni dibandingkan dengan Januari-Maret akibat Gerd”, ujarnya

Prof Ari menambahkan sekitar 27.4% dari dokter yang disurveynya mengalami gerd. Hal ini berhubungan dengan faktor umur yaitu lebih dari 50 tahun, BMI lebih dari 30 kg/m2, dan perokok. Sebagai salah satu pendiri “GerdQ”, beliau juga mempromosikan aplikasi canggih untuk mendeteksi gerd pada seseorang. GerdQ merupakan sebuah aplikasi yang berisikan kuesioner, yang dilengkapi oleh pasien dan dalam pengawasan dokter untuk identifikasi dan manajemen pasien dengan Gerd.

Gerd merupakan gejala yang mengganggu dan atau terjadinya komplikasi akibat dari balik arahnya isi lambung. Laki-laki, obesitas, dan merokok merupakan risiko tinggi untuk terjadinya gerd. Pemicu lain yang dapat menyebabkan Gerd pada seseorang yaitu terlalu banyak makan daging, kurang makan ikan, dan sering makan asin. Bahaya Gerd ketika asam lambung naik dapat menyebabkan gigi merasa ngilu, telinga berdengung, hidung tersumbat (pilek), suara serak, dan batuk.

Penting bagi individu untuk mengetahui penyakit asam lambung : Gerd terutama selama pandemi Covid-19. Pola makan yang teratur, mengontrol diri agar tidak stres, berhenti merokok, menghindari pakaian ketat, dan mengatur jam istirahat (tidur) merupakan berbagai cara agar terhindar dari Gerd. Mari bersama kita lakukan pola hidup sehat selama stay at home pada masa pandemi agar terhindar dari penyakit Gerd.

Yanis

Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar