Bandung, Beritainspiratif.com - Domba Garut merupakan sumber genetik ternak asli Indonesia. Tidak hanya memiliki bentuk yang khas, domba ini memiliki beragam keunggulan dibandingkan spesies domba lain di Indonesia, bahkan dunia. Tidak heran jika domba garut dikategorikan sebagai sumber genetik ternak terbaik.

Menurut Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran yang juga peneliti domba garut Dr. Ir. Denie Heriyadi, SU, salah satu ciri khas domba Garut terdapat genetik link pada kuping dan ekornya.

“Salah satu yang perlu dipahami dari domba garut adalah genetik link pada ekor dan kuping,” ujar Denie saat memaparkan hasil penelitiannya terkait domba garut dalam acara Bedah Buku “Pernak-pernik dan Senarai Domba Garut” yang digelar Fapet Unpad secara virtual, Selasa (13/7/2021).

Baca Juga: Jabar Terima Bantuan 6 Ventilator dan 3.000 APD Hazmat dari PT Cikarang Listrindo

Buku “Pernak-pernik dan Senarai Domba Garut” ditulis langsung oleh Denie berdasarkan hasil penelitian panjangnya di bidang domba garut. Diterbitkan oleh Unpad Press, salah satu kebaruan dari buku ini dengan buku serupa lainnya adalah temuan ciri khas domba garut dari bentuk kuping dan ekornya.

Denie memaparkan, bentuk kuping dan ekor domba garut memiliki kombinasi, yaitu kombinasi kuping rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong.

“Kebaruan ini digali dari khazanah yang ada di masyarakat,” jelasnya.

Dikatakan sebagai sumber genetik terbaik, hal ini terlihat dari tingkat prolifikasi atau kesuburannya. Tingkat prolifikasi domba garut paling tinggi di antara spesies lain. Bahkan, hampir tidak ada spesies yang mampu menyaingi tingkat prolifikasi domba garut di Indonesia, kecuali spesies domba barbados blackbelly.

Tingkat kepualaman daging domba asli Garut ini juga berbeda. Hal ini disebabkan jenis pakan yang unik dan tingkat keaktifan yang berbeda. Sebagai pemakan segala macam hijauan, membuat kualitas daging dan kulit dari domba garut menjadi khas.

Di sisi lain, domba garut memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Harganya yang cukup bersaing mampu memutar roda ekonomi lebih baik. Denie menjelaskan, bisnis domba garut memiliki pangsa pasar tersendiri. Hal ini dinilai mampu menghidupi masyarakat, bahkan pada masa pandemi sekalipun.

Kontribusi terhadap Budaya dan Bahasa

Dikutip dilaman resmi Unpad Rabu (14/7/2021), Denie membeberkan bukti autentik yang menggambarkan bahwa domba garut benar-benar spesies asli Indonesia. Bukti tersebut terlihat dari adanya pahatan dua domba garut yang ditemukan di relief Candi Sewu komplek Candi Prambanan, Yogyakarta.

Candi yang diperkirakan dibangun pada pertengahan abad ke-7 Masehi ini menggambarkan sepasang domba saling berhadapan di tengah pohon kalpataru.

Dalam analisis Denie, pada zaman tersebut terjadi pertukaran benda ataupun komoditas terbaik antar dua kerajaan, yaitu kerajaan Mataram dan kerajaan di wilayah Sunda. Relief domba garut tersebut mengidentifikasikan bahwa spesies ini merupakan salah satu “benda” terbaik yang dimiliki kerajaan Sunda.

Relief tersebut dominan menggambarkan domba yang identik dengan domba garut. Hal ini terlihat dari bentuk garis muka ngabenguk, kuping yang rumpung, tanduk ngabendo, hingga potongan rambut nyinga yang secara persis menggambarkan bentuk domba garut.

“Sehingga kalau kita pahami persis, sebetulnya domba garut itu adalah domba asli dari Garut,” kata Denie.

Tidak hanya budaya, Denie juga mengungkapkan bahwa domba garut berkontribusi memperkaya khazanah bahasa Indonesia. Beragam istilah domba garut dalam bahasa Sunda telah menjadi pengaya bagi khazanah kosakata baru bahasa Indonesia maupun sudah digunakan menjadi istilah internasional.

“Beberapa istilah seperti rumpung, ngadaun hiris, ngabuntut bagong, dan ngabuntut beurit itu sudah  menjadi bahasa Indonesia dan sudah jadi bahasa internasional,” kata Denie.

Acara bedah buku yang dimoderatori Dosen Fapet Unpad Ir. An An Nurmeidiansyah, M.Si., IPM, ini juga menghadirkan pembahas Ketua Umum DPP Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia Yudi Guntara Noor. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fapet Unpad Dr. Ir. Rahmat Hidayat, M.Si., IPM.

Yanis

Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar