Dosen FKH IPB University Dr drh Denny Widaya Lukman / Foto: dok.IPB University
Bogor, Beritainspiratif.com - Idul Adha tahun 2021 yang jatuh pada 20 Juli 2021 memberikan ruang pertanyaan tentang pengelolaan hewan kurban yang tepat di masa pandemi COVID-19. Hal ini mendorong Agrianita IPB University menggandeng Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University menyelenggarakan diskusi “Kajian Pelaksanaan Kurban yang Safe from Farm to Table di Era Pandemi COVID-19” (17/07/2021).
Prof Arif Satria, Rektor IPB University dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada Agrianita dan FKH IPB University.
“Kami mengapresiasi Agrianita IPB University dan Fakultas Kedokteran Hewan yang terus memberikan inspirasi kepada publik dan memberikan edukasi. Di masa pandemi ini, hal yang paling penting untuk kita adalah harus terus saling menginspirasi dan mengedukasi. Sehingga ruang publik terisi dengan wacana yang konstruktif, mendidik, memberikan nilai tambah untuk kita semua. Oleh karena itu, seminar kali ini menjadi acara yang sangat urgent untuk menjelaskan kepada kita, bagaimana melaksanakan kurban dengan baik, sehat, dan aman dengan situasi yang berbeda,” ungkap Rektor.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Korlantas Polri Putar Balikan Ribuan Kendaraan Menuju Jawa
Pada kesempatan ini, Drh Supratikno menjelaskan bahwa ada empat teknik penyembelihan agar hasil daging sembelihannnya tetap halal. Menurut Dosen IPB University dari FKH ini, Pertama adalah kecepatan ayunan dan tekanan pisau menjadi kunci.
“Kedua, harus cepat. Sekali ayun dan memotong enam saluran yaitu trakhea, esofagus, vena jugularis dan arteri carotis comunis kanan dan kiri. Ketiga, penyembelihan dilakukan tepat di bawah dagu pada tulang leher. Keempat, darah harus keluar cepat, deras dan tuntas,” terangnya.
Ketika hewan telah mati, Drh Supratikno menyarankan untuk memeriksa organ mata, nafas, dan aliran darah. Menurutnya, hewan dikatakan mati ketika semuanya sudah berhenti, nafasnya sudah hilang, aliran darahnya sudah berhenti dan matanya sudah tidak kedip.
“Melakukan ritual yang tidak ada tuntunan syariat dapat memperlama proses dan membuat hewan stres, sehingga harus dihindari,” ujar Kepala Divisi Penyembelihan Halal Science Center (HSC) IPB University.
Sementara itu, Dr drh Denny Widaya Lukman, Dosen FKH IPB University menambahkan terkait pengelolaan daging kurban. Dr Denny menganjurkan agar daging kurban sudah diedarkan dan diterima oleh penerima daging kurban kurang dari enam jam sejak hewan dipotong.
“Jika hewan disembelih jam sembilan pagi maka daging sudah harus diterima paling lambat jam tiga sore. Perlu dipahami bahwa daging itu boleh dicuci jika kotor,” tuturnya.
Selain itu, dalam proses penyimpanan daging di kulkas, pada saat daging dicairkan (thawing) maka sering muncul cairan berwarna merah. Menurutnya, itu bukanlah darah. Cairan tersebut adalah drips atau cairan dari daging yang mengandung protein, vitamin dan lain-lain.
“Jangan bekukan berkali-kali, maksimal dua kali pembekuan,” tambahnya.
Yanis
Baca Juga: Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar